Mendulang itu kata kerja bahasa Indonesia untuk menggambarkan suatu keadaan sedang menggoyang-nggoyang dengan rotasi seperti berputar.Â
Lucu juga sih, kalau dilihat, anak-anak Papua setelah pulang sekolah mereka menjunjung kuali pergi ke hutan untuk mendulang Emas.Â
Menjunjung kuali, anak-anak pergi ke kali
Aksi spontan anak-anak Papua ini betul mencuri perhatian saya. Saya suka dengan Aksi Polos seperti itu. Kuali itu akhirnya bisa dipakai sebagai payung di musim hujan.Â
Gugatan teologi Kontekstual di kepala saya seperti sedang berantem. Apa maksudnya? Apa artinya anak-anak itu membawa Kuali dengan cara seperti itu?Â
Di pesisir kali yang riuh di kuasai riak air, saya duduk untuk menemukan jawaban dari pertanyaan saya sendiri. Saya merenung tentang menjunjung Kuali lalu pergi ke kali di tengah hutan belantara Papua. Anak-anak sekolah mencoba mengais nasib dari rahim bumi yang kaya di tempat kelahiran mereka, ya di negeri kita Indonesia. Adakah itu adalah simbol tentang permohonan bantuan akan perlindungan atas ketidakberdayan mereka? Payung perlindungan tentang alam dan kekayaannya.Â
Suatu elegi haru di tengah kelimpahan, anak-anak itu dibawah sadar mereka telah menciptakan simbol sederhana yang berisikan sejuta harapan akan perlindungan dan keamanan. Sedih juga sih. Anak-anak itu, cuma dengan celana pendek, tak berbaju, menjunjung kuali pergi ke kali, ya seperti menghilang ke tengah hutan untuk hidup dan masa depan sendiri yang semuanya tidak pasti.Â
Mendulang emas dengan mengguakan teori massa jenis Â
Adegan yang tidak kalah menarik ya adalah mendulang itu sendiri. Pelajaran pertama saya ikuti setelah melihat anak-anak itu. Mereka mengangkat pasir di kali itu lalu menaruh di dalam kuali yang diisi dengan sedikit air, lalu menggoyang kuali itu seperti rotasi berputar-putar hingga tanah dan kotoran lainnya terbang sendiri keluar dari kuali.Â
Pertanyaan sederhana, mengapa anak-anak itu melakukan seperti itu? Seorang ibu (Mace) menjelaskan kepada saya. Tujuan dari mendulang itu adalah agar semua yang bukan emas itu akan terbang keluar, sedangkan yang tertinggal adalah emas. Lho, apa emas gak ikut terbang? Gak mungkin terbang, katanya spontan.Â
Mula-mula saya tidak bisa mengerti mengapa bisa terjadi seperti itu. Seorang anak tiba-tiba berlari ke arah saya. Ia membawa kuali yang yang sudah tinggal sedikit pasirnya dan menunjukkan itu pada saya.Â