Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Gara-Gara Ibu, "Ibu Jari" jadi Taruhan. Kok Bisa?

15 Maret 2021   16:04 Diperbarui: 16 Maret 2021   23:43 1080
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

3. Jika kamu bertemu ibu dari temanmu, apa yang bisa kamu katakan?

4. Jika kamu bertemu ibu bupati, perasaan apa yang ada dalam hatimu?

5. Jika kamu bertemu ibu dari sang Presiden, apa reaksimu?

Setelah mendengar 5 pertanyaan saya, dia langsung komentar. Du hast so viele Fragen, warum den? Artinya, kamu punya banyak sekali pertanyaan, kenapa sih? Teman saya itu tidak bisa menjawab satu per satu pertanyaan saya. 

Dalam hati saya hanya berkata, "Kapok lu." Oh sorry, kalau terlalu banyak, sekarang saya minta coba katakan beberapa kata saja cukup. Ia terdiam, lalu berkata begini: Ibu, ya manusia biasa. Saya bilang kepadanya, "Terima kasih atas jawabanmu." Lalu, menurutmu, siapakah ibu itu?, tanyanya pada saya. Ibu itu, luar biasa. 

Mengapa ibu itu luar biasa? Ini perumpamaan yang saya gunakan sampai teman saya tidak berdaya. Waktu itu saya mengambil satu botol Bir Bitburger 0,5 dan memberikan botol itu kepadanya. Ia harus menggenggam botol itu tanpa ibu jari. Setelah ia menggenggam botol itu, lalu memegang botol pada bagian bawah dan menariknya dan ternyata dengan mudah botol itu terlepas dari pegangannya, meskipun jari-jarinya besar. Jari bule bro.hahaha.

Dia hanya tertawa dan sedikit kesal, namun ia tampak masih rasional dan berkata, ah haaa, interessant. Lalu saya menjelaskan kepadanya bahwa ibu jari atau Mutter Finger itu sangat penting. Hal ini karena tanpa ibu jari pegangan kamu tidak bisa menjadi begitu kuat. Katanya, "Oke, du hast recht" atau ok kamu benar. 

Refleksi tentang ibu dan peran kehadiran seorang ibu menjadi semakin menarik dan bermakna. Ya, saya mengerti itu, ketika setelah perumpamaan kecil itu terjadi, teman saya itu terdiam sambil tertunduk sejenak, entah apa yang dipikirkannya. Saya menduga bahwa ia mungkin tidak memiliki hubungan yang baik dengan ibunya. Bisa jadi sih, soalnya, setiap kali ditanya, gimana kabar ibumu? Ia selalu marah dan maki-maki. Tapi, mungkin juga karena salah paham sih. 

Sebelumnya ada juga cerita tentang seorang teman lain, yang memiliki kebiasaan mengajukan pertanyaan yang sama kepada semua orang. Pertanyaan itu adalah, wie geht es deine Mutter? atau apa kabar ibumu? 

Pertanyaan apa bagaimana kabar ibumu, ditanyakan kepada siapa saja yang dia jumpai, meskipun pada teman lain yang ibunya sudah jelas meninggal dunia. Coba bayangkan, aneh kan? Pokoknya, baginya, pertanyaan apa kabar ibumu, adalah pertanyaan wajib dan pertanyaan pertama. Bahkan ada teman lain yang sengaja, mengajukan lebih dahulu pertanyaan apa kabar ibumu kembali kepadanya, sebelum dia mengajukan pertanyaan itu. 

Setelah memahami peran ibu jari yang berkaitan langsung dengan kehadiran dan peran sang ibu dalam rumah tangga, maka saya pikir perlu merumuskan secara lebih jelas apa sih peran ibu yang berkaitan langsung dengan cerita di atas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun