Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengapa Orang di Eropa pada Usia 80-an Masih Aktif dan Mandiri?

7 Maret 2021   15:41 Diperbarui: 7 Maret 2021   17:42 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampai dengan saat ini rupanya belum ada penelitian tentang alasan mengapa orang di Eropa memiliki usia hidup panjang, bahkan pada usia 80-an masih aktif dan mandiri? Saya bersyukur kalau sudah ada penelitian tentang itu. Tulisan ini merupakan penelitian pribadi setelah beberapa tahun hidup di Eropa.

Suatu penelitian kecil tentang perbedaan usia hidup itu terinspirasi sejak saya memberi informasi tentang berita kematian teman-teman saya di Indonesia. Orang Eropa sekurang-kurangnya yang pernah saya kenal dari Jerman dan Belanda selalu heran ketika mendengar cerita bahwa teman-teman saya di Indonesia meninggal pada usia 50-an tahun atau paling lama kebanyakan 60-an ke atas atau sangat sedikit yang meninggal pada usia 80-an tahun.

Rasa heran mereka tentu karena umumnya orang di Eropa hidup lama atau usia mereka bisa sampai usia rata-rata 80 tahun. Dari beberapa yang saya kenal, bahkan pernah tinggal bersama, mereka berusia 80 sampai 94 tahun. 

Meskipun begitu, agar berimbang pertimbangan saya, maka saya juga mewawancarai orang Indonesia yang puluhan tahun hidup di Eropa. Beberapa dari mereka bahkan mencapai usia lebih dari 80 tahun. 

Nah, Pertanyaannya faktor apa yang membuat orang bisa berusia panjang? Saya sendiri yakin bahwa bukan karena di mana orang itu hidup, tetapi lebih karena bagaimana orang itu hidup. 

Dari hasil pengamatan dan wawancara itu, saya memiliki beberapa kesimpulan sebagai berikut: 

1. Hidup itu adalah suatu anugerah

Umumnya orang menyadari bahwa hidup manusia memang pertama-tama miliknya Pencipta, sehingga tidak ada satu orang pun yang tahu sampai kapan seseorang hidup. Jadi, usia panjang bisa menjadi suatu anugerah yang perlu disyukuri. Orang boleh memiliki rencana dan harapan hidup lama, bahkan bisa juga berkata seperti Chairil Anwar, "Aku mau hidup seribu tahun lagi," namun tidak semudah membalikkan telapak tangan. 

Oleh karena itu, memiliki kehidupan saja sebetulnya sudah luar biasa, apalagi orang menyadari betapa berartinya hidup itu, misalnya dengan melakukan kebaikan, berbagi dengan orang lain, hidup rukun dan damai, ramah dan penuh kasih sayang. Melalui cara-cara ini, orang akan menemukan makna hidupnya bukan pada usia panjang, tetapi pada isi dari kehidupan itu sendiri.

2. Cara hidup dalam keseharian 

Secara rasional, saya percaya bahwa usia panjang dan bahkan hidup aktif dan mandiri di usia tua itu karena faktor kebiasaan yang baik dari seseorang. Suatu cara hidup yang dihayati secara teratur setiap hari. Berikut beberapa jawaban mereka:

Ini jawaban seorang Jerman yang tidak mau namanya disebutkan. Ia berusia 84 tahun, tinggal serumah dengan saya. Saya menyebutnya secara anonim (Rigo): "Saya tidak pernah pikir bahwa saya bisa hidup sampai usia 84 tahun. Yang saya pikirkan  setiap hari adalah bagaimana hari ini saya bisa sehat dan fit. Itulah alasannya mengapa saya setiap hari bersepeda atau saya berjalan kaki sejauh 5 km."

Seorang dari Belanda (Leonardo) memberikan jawaban yang lain: "Saya sudah berusia 80 tahun dan saya masih kuat sekali. Yang paling penting bagi saya adalah setiap hari harus tetap aktif melakukan sesuatu, misalnya pagi hari saya bangun pagi-pagi untuk menyiapkan sarapan untuk teman-temanku semua. Lalu saya pergi dengan sepeda ke kota untuk memberikan roti bagi orang-orang lapar dan miskin di tengah kota. Setelah saya membaca koran harian, makan secukupnya saja, dan malam hari jam 9 malam saya harus sudah tidur."

Sedangkan ada seorang Belanda lagi (Kleo) berusia 94 tahun. Ia memberikan jawaban yang unik: "Saya dulu seorang perokok, lalu saya berhenti merokok pada usia 50 tahun. Penting bagi saya adalah setiap hari saya jalan kaki, entah siang setelah makan siang atau malam setelah makan malam khususnya di musim panas. Satu hal yang tidak pernah saya lupa adalah berdoa dan bersyukur kepada Tuhan. Makan secukupnya, berhenti sebelum begitu kenyang. Pagi hari saya baca buku atau baca koran, lalu saya bisa menulis atau menerjemahkan buku, lalu kunjungan teman-teman dan tidur yang teratur."

Sedangkan dalam keseharian saya bisa melihat ada begitu banyak orang-orang tua yang berusia 80-an berjalan kaki atau dengan kursi roda keluar dari rumah mereka dan berjalan ke area sekitar rumah mereka. Saya yakin masih ada orang lain lagi yang memiliki jawaban mirip.

Sementara itu, saya juga pernah wawancara beberapa orang Indonesia yang usia mereka di atas 80-an di Eropa: Berikut ini jawaban mereka:

1. Parera Wendelinus (83): Beliau memang beberapa tahun sudah meninggal, namun saya masih ingat dalam diskusi santai terkait kekaguman saya, mengapa pada usia itu masih bisa ke mana-mana dengan mobil sendirian? Katanya, "Saya sudah terbiasa mandiri sejak dari rumah. Karena saya hidup sendiri, ya saya harus bisa mengurus diri sendiri. Hal penting bagi saya adalah berusaha supaya memiliki kesempatan untuk jalan kaki, bercerita dengan siapa saja, membaca buku apa dan menulis hal-hal yang penting, berdiskusi tentang hidup."

2. Maria Widyastuti (Oma Tuty, 83):  "Orang harus punya rencana harian (Plan), setiap hari harus bisa berjalan kaki entah ke mana saja, perlu ada kemauan untuk mandiri, makan apa saja, tapi terukur (angemessen) dan hindari makanan yang berlemak lalu minum air yang cukup supaya ginjal sehat, pikiran dan ingatan juga kuat."

Oma Tuty juga memiliki kebiasaan ini: membaca dan menonton Youtube, membaca buku dan tulisan yang berkaitan dengan sejarah. Akhir-akhir ini, katanya suka sekali membaca sejarah pembangunan Masjid Istiqlal: Putra Friedrich Silaban. (Kompas.com, 22 Februari 2021).

Maria Widyastuti. dok.pri
Maria Widyastuti. dok.pri
Itulah beberapa wawancara kecil yang tetap saja terbuka pada usaha pengkajian lebih lanjut terkait alasan mengapa orang Eropa pada usia 80-an masih aktif dan mandiri. Selain beberapa jawaban dari wawancara dan pengamatan langsung di atas, saya juga menelusuri data dari de.statista.com. Di sana diperlihatkan bahwa untuk laki-laki pada tahun 2020  usia rata-rata mereka sekitar 78,9, sedangkan untuk perempuan 83,6.

weltbank
weltbank
Dari beberapa jawaban di atas, saya bisa menyimpulkan alasan sementara mengapa orang di Eropa bisa hidup sampai dengan usia rata-rata 80-an sebagai berikut:

1. Rencana hidup harian (Plan)

Terlihat sederhana sekali dengan rencana hidup harian, apalagi untuk orang biasa. Nah, itulah bedanya, kedisiplinan dengan rencana harian yang direncanakan sendiri itu sebenarnya sangat menentukan bagi kesehatan hidup. Rencana harian itu berkaitan dengan, rencana untuk makan apa, buat apa, mau ke mana, dll. Penting di sini orang perlu merencanakan sendiri bagaimana ia hidup hari ini.

2. Berjalan kaki dan bersepeda setiap hari

Hal berjalan kaki bukan karena mereka tidak punya kendaraan, seperti anggapan kebanyakan orang di tempat lain. Berjalan kaki itu suatu pilihan bebas yang lahir dari kesadaran mereka tentang betapa pentingnya kesehatan fisik. Demikian juga tentunya dengan bersepeda. Tidak heran di Jerman jalur jalan dipersiapkan untuk jalur pejalan kaki dan jalur sepeda. Terlihat sekali rancangan untuk hidup sehat sudah diperhitungkan pemerintah, atau tukang bangunan. 

3. Memiliki kebiasaan membaca dan menulis

Orang-orang tua pada usia 80-an terlihat seperti orang-orang yang egois. Mengapa? Karena mereka terlihat seperti tidak peduli dengan orang lain di sekitarnya. Mereka cuma sibuk dengan aktivitas kesukaan mereka yakni membaca buku. Membaca buku tentu aktivitas yang baik untuk kebutuhan penyegaran pikiran mereka. Ada juga yang suka menulis dan menerjemahkan buku.

4. Keteraturan

Poin ini sangat terlihat dalam keseharian orang Eropa, mereka sangat teratur dalam semua hal, meskipun tidak semuanya seperti itu. Kebanyakan dijumpai orang-orang yang teratur misalnya menata map surat-surat dan dokumen di kamar pribadi, menata lemari pakaian. Ya, macam-macam keteraturan yang bisa dilihat: Teratur terkait jam tidur, tugas-tugas harian, dll. Bahkan kegiatan untuk 2 bulan berikutnya sudah direncanakan sejak hari ini. 

5. Berusaha mandiri

Keunikan yang aneh kalau dilihat dari mata saya sebagai orang Asia. Saya ingin menolongnya, karena saya suka menolong atau saya tidak tegah kalau melihat orang tua mengangkat sendiri sesuatu yang berat. Saya memintanya, namun lebih sering saya temukan jawaban seperti in: Sudah.... sudah atau alles ist ok. Tidak apa-apa maksudnya. Mereka tidak akan berikan kesempatan kepada orang lain untuk menolong mereka, sejauh mereka sendiri bisa melakukannya sendiri.

Demikian beberapa hal penting yang bisa saya bagikan kepada pembaca, berdasarkan pada penelitian pribadi yang dibantu dengan data dari sumber penelusuran internet lainnya. Tentu, hal ini merupakan temuan pribadi yang tetap terbuka pada kajian lain. Satu hal yang pasti adalah hidup yang teratur dan terukur dalam semua hal, itulah yang paling menentukan orang pada usia 80-an masih aktif dan mandiri dan bukan karena hidup di Eropa atau hidup di Indonesia. Jadi, cara hidup sehat itulah yang paling menentukan bagaimana orang hidup aktif dan mandiri di usia 80-an.  Salam berbagi.

Ino, 7.03.2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun