Mohon tunggu...
Inosensia Nathania
Inosensia Nathania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Dibalik Seragam Sekolah

4 Juni 2022   12:41 Diperbarui: 4 Juni 2022   13:00 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 

Dalam hal ini, saya akan membahas perihal penerapan seragam sekolah. Fenomena penerapan seragam sekolah pertama kali dikenalkan pada pertengahan abad ke-17 di Inggris dan merambah hingga digunakan oleh berbagai belahan dunia, termasuk Belanda. Penerapan seragam sekolah di Indonesia pertama kali diterapkan pada masa penjajahan Belanda untuk semacam penanda akan status sosial atau golongan, yaitu sebagai batas pemisah dan pembeda antara anak-anak Eropa dengan anak-anak pribumi (Sulastri & Husin, 2017: 66). Dapat dikatakan bahwa seragam sekolah pada saat era penjajahan Belanda memiliki peran sebagai pembeda kelas sosial antara anak-anak Eropa dengan anak-anak Pribumi.

 

Pada masa penjajahan Jepang, penerapan seragam sekolah dilakukan dengan tujuan displinisasi dini yang dianggap berguna untuk masyarakat Indonesia, termasuk para pelajar. Dengan ini, Jepang membangun struktur kedisiplinan melalui penerapan seragam sekolah. 

 

Bourdie juga menyebutkan terdapat kuasa simbolik yang dimiliki oleh Belanda dan Jepang. Kuasa simbolik merupakan upaya  menciptakan realitas atau membuat cara pandang terkait persepsi dan apresiasi yang bergerak pada arah yang telah ditentukan oleh pemegang kuasa simbolik (Krisdinanto, 2014: 202). 

 

Dalam hal ini, Belanda dan Jepang pada masa penjajahan mampu untuk mengubah, bahkan menciptakan realitas yang dapat diakui, dikenali, dan mampu untuk membuat masyarakat Indonesia percaya serta mengikuti cara pandang terhadap adanya penerapan seragam sekolah. 

 

Habitus juga tidak bisa dipisahkan dengan modal. Modal pada konteks pemikiran Bourdie tidak selalu dalam bentuk materi, meski modal ekonomi yang berbentuk materi, seperti mesin, tanah, dan pendapatan merupakan jenis modal yang secara mudah untuk diberikan atau diwariskan. Bourdie juga menyebutkan terdapat aspek modal lain, seperti modal simbolik, modal kultural, dan modal sosial. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun