Mohon tunggu...
Inosensia Nathania
Inosensia Nathania Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

Mahasiswa UAJY

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Berbagai Tantangan dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia

22 Desember 2020   02:32 Diperbarui: 22 Desember 2020   03:12 1376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pada saat ini kuliner, yang merupakan salah satu subsektor dalam ekonomi kreatif dapat dikatakan sudah menjadi gaya hidup baru bagi masyarakat. Beberapa tahun terakhir, pertumbuhan dan perkembangan industri kuliner di Indonesia dapat dikatakan konstan. Direktur Riset dan Pengembangan Bekraf, Dr. Ir. Wawan Rusiawan, M.M., menyatakan bahwa dalam industri kuliner menembus sekitar 8,8 juta jiwa tenaga kerja dan hingga saat ini total keseluruhan mencapai 5,5 juta jiwa pelaksana di industri kuliner sendiri. Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) juga terus ikut berkontribusi dalam kemajuan kuliner di Indonesia lewat sarana dan prasarana reformasi ekosistem industri kuliner. Hal tersebut berawal dari pengembangan SDM pelaksana industri kuliner, meningkatnya kualitas dan taraf produk kuliner, keleluasaan modal, proteksi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) sampai -- sampai penjualan produk kuliner Indonesia di dalam maupun luar negeri. 

Kebanyakan orang Indonesia menghabiskan lebih banyak waktu untuk pengeluaran pendapatan bagi kebutuhan travelling (ekonomi rekreasi), misalnya destinasi untuk wisata kuliner. Wisata kuliner dipandang awam sebagai gaya berwisata baru untuk mengetahui ciri khas atau karakteristik suatu daerah dengan cara mencicipi makanan khas dari daerah tersebut yang dikunjunginya karena dianggap sebagai salah satu representasi dan produk dari daerah tersebut. Sebagai bagian dari gaya hidup, seringnya menggunakan media sosial hal ini secara langsung akan mempengaruhi pertumbuhan perekonomian daerah dan nasional secara keseluruhan. Industri kreatif kuliner merupakan industri yang sangat berpotensi,  untuk itulah sub-sektor ini harus dioptimalkan dalam perkembangannya. Hal itu disebabkan oleh mengingat kuliner merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, jadi tidak masalah jika sampai saat ini kuliner  tergolong industri yang masih eksis. Sub sektor kuliner dalam ekonomi kreatif dapat berwujud kegiatan kreatif dengan sebuah usaha berinovasi yang dapat menawarkan produk-produk kuliner yang menarik, dalam cara penyajian, cara pembuatan atau proses pembuatan, hingga komposisi makanan atau minuman yang berbeda dari yang lain namun tetap tidak menurunkan kualitas dalam cita rasa. 

Saat ini industri kuliner masih mengalami kendala dalam proses pengembangannya beberapa diantaranya seperti: di bagian pemasaran dan distribusi kemasan produk yang dihasilkan masih sangat terbatas, disebabkan kesulitan mencari pembiayaan serta kurangnya mengakses informasi. Hal ini tentu membuat proses produksi tidak bisa berjalan efektif. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan cara memperhatikan kualitas sumber daya manusia dalam hal ini mencakup tenaga kerja agar menghasilkan tenaga kerja yang kompeten di bidangnya. Selanjutnya, pemerintah diharapkan dapat berkontribusi dengan memberikan modal tambahan sebagai upaya memaksimalkan proses pengembangan industri kuliner di Indonesia. 

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah aset yang penting, terlebih ketika mengatasi tantangan global. Gambaran bentuk ekonomi kreatif sering muncul dengan nilai tambah yang khas mampu melahirkan "pasar"nya sendiri dan sukses menembus kinerja serta pendapatan yang ekonomis. Dalam memajukan ekonomi kreatif, dibutuhkan banyak Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan memadai dengan tingkat kreativitas dan inovasi yang tinggi. Akan tetapi, selain dari kebutuhan tentang SDM yang berkualitas juga dibutuhkan perkembangan ekonomi kreatif dalam menciptakan ruang sebagai wadah untuk menyaring ide, karya dan manifestasi diri dengan ide -- ide yang kreatif.

Dalam tantangan pengembangan ekonomi kreatif Indonesia pada sektor industri kuliner Menteri Perindustrian Indonesia ke-25 Airlangga Hartarto menyatakan bahwa perlu adanya pendobrakan untuk mampu bersaing di tingkat global dengan menciptakan usaha - usaha yang strategis berupa meningkatkan inovasi, mutu, produktivitas, efisiensi pada seluruh lapisan sektor produksi kuliner.

Kehadiran teknologi di era saat ini sangat membantu para pelaksana industri kuliner untuk mampu berkembang, bertumbuh dan menjangkau pasar secara luas baik dalam dan luar negeri lewat adanya aplikasi di sosial media. Dengan mudahnya akses teknologi, hal tersebut juga berdampak pada akses tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten di sektor industri kuliner dan luasnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Melalui strategi tersebut, pertumbuhan industri kuliner di Indonesia dapat maju di tengah perkembangan ekonomi kreatif global. 

REFERENSI

Purnomo, R. A. (2016). Ekonomi kreatif: Pilar pembangunan Indonesia (1st ed.). Surakarta: Nulisbuku.com. Retrieved November 21, 2020, from http://eprints.umpo.ac.id/2859/2/Ekonomi%20Kreatif.pdf

Sugiarto, E. (2018, November 13). Ekonomi Kreatif Masa Depan Indonesia. Retrieved December 21, 2020, from https://www.setneg.go.id/baca/index/ekonomi_kreatif_masa_depan_indonesia

Kominfo, P. (2019, November 23). Ekonomi Kreatif, Harapan Baru di Tengah Tantangan Perekonomian. Retrieved December 21, 2020, from https://www.kominfo.go.id/content/detail/22908/ekonomi-kreatif-harapan-baru-di-tengah-tantangan-perekonomian/0/berita

Ditulis Oleh:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun