"Lah mau jualan ternyata? Maaf tidak dulu kak. Aku masih ada banyak stok sunscreen."
"Ahaha tidak apa-apa kok kalau tidak mau beli. Baiklah aku pergi dulu ya. Yoroshiku ne Nayra."
Nayla kak. Namaku Nayla. Aku hanya geleng-geleng kepala melihat kak Misaki dan baru sadar kalau ternyata beberapa orang jepang agak kesulitan membedakan huruf L dan R.
Semenjak hari itu, kak Misaki jadi makin perhatian padaku. Meskipun dia sering bilang aku ceroboh, malas serta sering tidak tepat waktu, dia sering memberiku banyak nasihat dan trik agar aku bisa cepat beradaptasi di Jepang. Aku pun menyadari bahwa bukan hanya aku yang diberikan perhatian seperti itu, namun juga beberapa mahasiswi baru yang sedang kesulitan dengan mata kuliah. Ah, mungkin aku ini sama sekali tidak spesial. Seharusnya aku lebih menjaga jarak dan seperlunya saja. Namun, satu sisi dalam hatiku merasa tidak terima. Sebab aku tahu bahwa sebenarnya dahulu kak Misaki tidak seperti ini. Dulu dia adalah orang yang dingin, tidak banyak bicara, kaku dan sering menyendiri. Aku pun mulai memperhatikan raut wajahnya. Dia sangat berbeda ketika bersamaku dibandingkan dengan mahasiswi lainnya.
Waktu berjalan cepat. Tak aku sangka sekarang sudah memasuki bulan September padahal aku merasa baru sebentar menikmati musim panas di bulan Juni lalu. Aku pun memakai pakaian musim gugur sambil membawa banyak kesemek untuk bekal di kampus. Tanpa sadar aku tidak memperhatikan kalau kantong plastik yang aku bawa berlubang. Beberapa kesemek pun jatuh terguling-guling di jalanan. Aku memungutnya menggunakan bajuku dan sudah bisa ditebak. Baju dan diriku sendiri penuh dengan noda dan bau kesemek.
"Ah, persimmon. Kamu suka banget kesemek ya?" seru kak Misaki
"Astaga kakak nggak bisa lihat apa! Aku dan bajuku bau begini. Lengket semua dan risih banget." Aku pun berlari meninggalkan kak Misaki yang kebingungan. Sebenarnya aku bukan kesal. Aku hanya sangat malu karena harus bertemu kak Misaki dalam keadaan seperti ini. Kalau saja bukan karena harus mengembalikan buku kak Misaki yang aku pinjam seminggu yang lalu, aku juga tidak mau pergi ke kampus.
"Nayra? Gomen ne. Maaf kakak tidak bermaksud menghinamu. Ini, kakak punya kaus panjang untukmu. Pakailah. Setidaknya kamu tidak akan terlalu bau dan lengket lagi."
"Aku malu banget kak. Maaf kalau aku bau kesemek. Kakak pasti benci karena aku sudah mempermalukan kakak."
"Bau kesemek itu enak kok. Kamu kelihatan sangat menghargai musim gugur. Aku juga suka buah kesemek. Menurut kakak kamu harum kesemek. Bukan bau kesemek."
Ah kak Misaki, kamu benar-benar cowok yang baik. Aku yang tadinya hampir menangis kini mulai tersenyum kembali. Lama kelamaan perasaan kagumku mulai berubah. Aku merasa ada suatu tunas yang sedang tumbuh dalam hatiku. Bayanganmu seolah tidak mampu aku lepaskan dari pikiranku. Mungkin inilah hal yang sering dibilang orang-orang sebagai perasaan paling indah. Perasaan jatuh cinta pertama.