"Bunda..."
"Bunda..."
 "Bangun Bunda.... Lala lapar."
Kepalaku pusing. Aku mengerjapkan mata berulang kali kemudian bangun dari tempat tidurku. Anakku Lala, sudah berdiri dengan memegang piring dan sendok kecilnya.
"Eh Lala sudah bangun ya. Iya, Bunda buatkan dulu bubur kesukaan Lala ya."
"Bunda habis menangis ya? Bunda mimpi ketemu sama Bunda Tua lagi. Bunda jangan sedih," Lala lalu mengusap pipiku dengan tangan mungilnya.
Aku tertawa kecil. Lalu mencubit pipi Lala gemas.
"Bunda enggak menangis kok. Lalu kenapa Lala panggil nenek, Bunda Tua. Nenek ya panggilnya sayang."
"Kan Bundanya Bunda sudah Tua. Jadinya panggilnya Bunda Tua."
"Nenek."
"Cepat ya Bunda. Lala sudah lapar banget nih."