Mohon tunggu...
Inong Islamiyati
Inong Islamiyati Mohon Tunggu... Penulis - Gadis pemimpi dan penyuka anime

See the world with a different style and finding happiness

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jangan Putus Asa Teman

8 Agustus 2023   07:00 Diperbarui: 8 Agustus 2023   07:06 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekretariat negara/doc

Bulan Agustus telah tiba. Bulan yang istimewa bagi bangsa Indonesia. Karena di bulan inilah kita memperingati hari kemerdekaan kita. 17 Agustus 1945, menjadi saksi sejarah karena kita telah berhasil meraih kemerdekaan setelah melalui perjuangan yang panjang dan susah payah.

Setiap bulan Agustus, SD Negeri 2 Meulaboh, selalu mengadakan berbagai jenis lomba guna memeriahkan bulan kemerdekaan. Ada lomba tarik tambang, lomba balap karung, memasukkan belut ke botol, membaca puisi dan juga cerdas cermat. Namun ada satu lomba yang sangat menarik perhatian dan akan mendapatkan hadiah yang paling besar. Yakni lomba kelas tercantik dan terkreatif. Tahun lalu, kelas 4 A memenangkan tempat pertama. Mereka menghias kelas dengan indah dan penuh pernak pernik menarik. Namun ada satu kelas yang kurang dipedulikan. Tidak diperhatikan dan sering tidak mengikuti lomba menghias kelas yakni kelas 4 B.

"Kali ini, ayo kita ikut lomba menghias kelas teman-teman! " ucap Roni, sang ketua kelas.

"Tapi Roni, kita mau menghias pakai apa?" Jawab Ririn

"Roni, kamu juga tahu bukan, rata-rata anak kelas kita bukan orang kaya. Kita tidak punya uang untuk membeli banyak bahan untuk menghias kelas," tambah Farhan

"Kita bisa berpartisipasi di lomba lain Roni," sahut Ita

"Aku tahu. Aku sangat tahu kelas kita ini orang biasa. Bukan seperti kelas 4 A yang rata-rata anak orang kaya. Tetapi apa kalian tidak kesal dihina seperti tahun kemarin?"

Tahun kemarin setelah kelas 4 A memenangkan lomba menghias kelas, mereka menghina anak-anak kelas 4 B karena hiasan mereka sangat sederhana dan bahkan nyaris tidak ada. Kelas 4 A, anak-anak orang kaya dan berkecukupan. Mereka bisa membeli berbagai macam hiasan yang mahal untuk menghias kelas mereka. Karena perbedaan yang mencolok inilah, kelas 4 A sering menghina dan merendahkan kelas 4 B.

"Eh ada anak kelas B lewat," ucap Rio, anak kelas 4 A yang sedang berjalan menuju kantin

"Ih jijik dekat orang miskin," seru Tion yang berjalan di sampingnya sambil menabrak salah satu anak kelas 4 B yang sedang lewat.

"Mereka berdua menyebalkan sekali," jawab Farhan, anak kelas 4 B yang menerima perlakuan tidak menyenangkan tersebut. Setelah sampai di kantin, Farhan melihat banyak sampah berserakan di luar tong sampah. Padahal ada tong sampah, tetapi sampah masih saja berserakan di lantai. Melihat sampah itu, Farhan jadi terpikir sesuatu.

Keesokan paginya Farhan tersenyum terus sepanjang jalan dan ketika tiba di kelas, Farhan mengutarakan idenya pada teman-teman.

"Teman-teman, aku punya ide untuk lomba menghias kelas kita."

"Apa itu Farhan?" tanya Roni

"Kita bisa menghias kelas kita dengan barang-barang tidak terpakai. Dengan kata lain, kita bisa menggunakan sampah untuk membuat barang baru. Kalian tinggal membawa barang dari rumah masing-masing. Barang apa saja boleh."

"Wah ide yang hebat Farhan," seru Tia

"Kita tidak boleh menyerah dulu teman-teman. Kita harus berjuang walau dengan barang sederhana, kita harus buktikan bahwa kita tetap bisa menghias kelas dengan baik dan cantik," seru Farhan menyemangati teman-temannya.

"Setuju!" sahut seluruh anak-anak kelas 4 B.

Berbagai barang-barang bekas mereka kumpulkan. Ada koran bekas, botol, kertas, pita, tali rafia, juga beberapa pakaian bekas yang sudah tidak muat dipakai lagi. Mereka mulai menghias kelas dengan semangat. Agar tetap terasa suasana kemerdekaan, mereka sengaja memilih baju merah dan putih untuk digunting dan dibuat hiasan. Warna merah dan putih menggantung di jendela, papan tulis, pintu kelas, dan dinding. Tak lupa mereka membersihkan kelas bersama-sama. Meski hiasan mereka sederhana, mereka semua cukup puas karena bekerja sama untuk mengikuti lomba. Daripada menyerah sebelum berjuang, lebih baik berjuang saja dahulu walaupun kita tidak tahu hasilnya.

Tanggal 17 Agustus tiba. Semua anak-anak mengikuti lomba yang diselenggarakan oleh sekolah. Ada yang ikut lomba cerdas cermat, balap karung dan juga lomba-lomba yang lain. Anak-anak kelas 4 B mengintip kelas 4 A karena penasaran dengan hiasan yang mereka buat. Balon-balon merah putih menjuntai di langit kelas 4A. Ada pula lampu kelap-kelip yang cantik dan bahkan mereka mengecat ulang kelas mereka. Tetapi meski begitu anak-anak kelas 4 B tidak patah semangat. Mereka sudah berjuang dengan baik. Rasanya juga sangat menyenangkan setelah mereka berhasil menghias kelas bersama.

"Nah akhirnya kita tiba di pengumuman yang kita tunggu. Pengumuman kelas tercantik dan terkreatif di SD Negeri 2 Meulaboh. Ayo siapa bisa tebak siapa pemenangnya?"

"Pasti kelas kita dong, iya kan teman-teman?"

"Iya dong. Kelas 4 A terkeren." Seru anak-anak kelas 4 A

"Baiklah langsung saja. Pemenang kelas tercantik dan terkreatif adalah...."

Semua orang terdiam dan tegang

"Kelas 4 B! Ayo beri tepuk tangan yang meriah."

Anak-anak kelas 4 B bersorak sementara kelas 4 A tidak percaya kalau mereka kalah. Mereka memprotes keputusan dewan juri namun kepala sekolah langsung bicara guna menenangkan para siswa.

"Meskipun hiasan kelas 4 A lebih mewah, kami lebih mengapresiasi kelas 4 B karena berhasil menghias kelas meski menggunakan bahan daur ulang yang dianggap sampah. Kami ingin memberikan pengajaran pada kalian anak-anak bahwa meski berasal dari barang bekas, namun jika bisa digunakan dengan baik maka hal itu tidak masalah. Selamat kelas 4 B kalian layak menjadi juara karena kreativitas dan kekompakan kalian."

Para anak-anak kelas 4 B terharu dan tidak menyangka. Kelas mereka yang awalnya diremehkan karena mereka berasal dari keluarga kalangan bawah, bisa mengalahkan kelas dari golongan atas. Mereka menerima hadiah dari kepala sekolah dengan suka cita. Ternyata benar. Sebuah perjuangan tidak akan mengkhianati hasil. Karena itu, jangan pernah menyerah sebelum kamu berjuang.

 

Penulis: Inong Islamiyati

Dokpri
Dokpri

Seorang penyuka kucing, animasi dan film. Mulai tertarik dalam dunia kepenulisan dan literasi. Berharap bisa menghasilkan tulisan yang bermanfaat dan dibaca oleh banyak orang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun