Mohon tunggu...
Inong Islamiyati
Inong Islamiyati Mohon Tunggu... Penulis - Gadis pemimpi dan penyuka anime

See the world with a different style and finding happiness

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Gitasav Picu Emosi Ibu-ibu karena Keputusannya untuk Childfree, Yuk Kenali Istilah Childfree Lebih Dekat

11 Februari 2023   21:00 Diperbarui: 11 Februari 2023   21:01 931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Tangkapan layar Instagram @gitasav mengenai pendapatnya tentang Childfree)

Alasan lainnya karena masalah kesehatan. Ada yang memiliki penyakit tertentu yang membuat khawatir, jika tak dapat membagi waktu untuk merawat dirinya dan anak. Dan memilih childfree dinilai adalah hal yang tepat.

5.Tak Dapat Jadi Orang Tua yang Baik

Ada beberapa orang yang beranggapan jika tak bisa menjadi orang tua yang baik untuk anak-anak mereka nantinya. Pikiran tersebut bisa dipengaruhi karena pola asuh dari orang tua mereka. Sebab, mereka merasa tak yakin menjadi orang tua yang baik, karena melihat orang tuanya membesarkannya.

Sebenarnya istilah Childfree sudah ada sekitar tahun 2000 an. Ingat program KB pemerintah yang mengatakan bahwa dua anak lebih baik? Childfree kurang lebih hampir sama. Bedanya Childfree tidak ingin memiliki anak sama sekali. Bagi mereka, cara ini efektif untuk menekan overpopulasi. Benarkah begitu? Kalau memang seperti itu, mengapa saat ini negara-negara di Eropa justru sedang gencar menaikkan angka kelahiran di negaranya. Seperti yang dilansir oleh BBC pada Oktober 2019 silam, negara-negara seperti Finlandia, Estonia dan Perancis justru memberikan tunjangan yang besar agar warganya mau memiliki anak. Begitu juga di negara Jepang yang jumlah lansia di sana jauh lebih banyak dibandingkan anak-anak. Masalah ekonomi, kesibukan kerja yang padat, serta perasaan tidak sanggup membesarkan seorang anak membuat banyak pasangan memutuskan untuk Childfree.

 Kesepian di masa tua

Kemungkinan akan kesepian di masa tuanya karena tidak memiliki anak, belum tentu benar. Karena ada juga beberapa orang tua yang justru dititipkan di panti jompo dengan alasan bahwa anaknya tidak sanggup merawatnya. Bahkan tidak pernah mengunjungi orang tuanya lagi di panti dengan alasan kesibukan. Ini bukanlah sebuah fenomena baru lagi. Namun bukan berarti memiliki anak adalah sesuatu yang buruk. Yang bisa kita lakukan sebagai orang tua adalah menerapkan pola asuh yang baik. Akhlak dan Budi pekerti yang baik agar anak tulis dalam mencintai orang tuanya. Sehingga ketika orang tuanya telah berusia senja, sang anak akan luluh hatinya dan mau merawatnya. Karena, sekolah pertama anak adalah keluarga. Bentuklah dan belajar menjadi orang tua yang baik agar bisa menjadi contoh bagi anak.

Memiliki anak ataupun tidak adalah pilihan masing-masing orang. Yang menjadi permasalahan adalah jika anda merasa paling benar dan mengejek orang-orang yang sudah memiliki anak hanya karena keputusan anda dan pasangan untuk Childfree. Karena tidak semua pasangan menganggap anak adalah beban. Beberapa orang justru menganggap kehadiran seorang anak sebagai penyemangat setelah lelah bekerja atau sibuk mengurus rumah. Ada juga beberapa pasangan yang tengah berjuang untuk mendapatkan keturunan namun belum dititipkan buah hati. Intinya marilah kita sama-sama belajar untuk saling menghargai keputusan kita dalam hidup ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun