Atau karena harga tiket yang murah, hingga membuat biaya operasional kereta api tidak mungkin ter-cover, kecuali dengan menerima penumpang sebanyak mungkin? serta tidak memikirkan kenyamanan (boro-boro nyaman) dan keselamatan penumpangnya?
Ataukah penumpang-seperti saya-yang bandel? sudah tahu batas maksimal penumpang kereta sudah limit, masih nekat maksa-maksa petugas tiket untuk menjual tiket pada mereka? (keknya agak nggak mungkin, ya?)
Ya, bagaimana pun, kereta api tetap jadi transportasi yang saya pilih. Juga sebagian besar masyarakat Indonesia. Tentu karena murah, dan praktisnya.
Apapun keadaannya... Apapun resikonya...
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!