Mohon tunggu...
Innayah Wulandari
Innayah Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lagu-Lagu Jawa "Viral" di Kalangan Anak Muda sebagai Tradisi Lisan pada Era Digital

9 Juni 2024   17:30 Diperbarui: 9 Juni 2024   17:32 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian, lagu "Joko Tingkir Ngombe Dawet" milik Vita Alvia yang meledak dan menjadi trend sebuah tarian di Tiktok. Penyebaran budaya di era digital ini pun, mengubah format festival musik umum dengan melibatkan penampilan grup musik atau penyanyi solo yang menyanyikan lagu Jawa. Hal tersebut justru menarik banyak penikmat musik untuk menari bersama, bahkan yang bukan orang Jawa sekalipun hafal dan ikut menikmati lagunya. Lagu-lagu Jawa yang viral menjadi suatu hiburan di kalangan anak muda. Mereka seringkali menikmati lagu-lagu tersebut di berbagai festival musik, tempat nongkrong, bahkan para penyanyi muda atau influencer menyanyikan versi cover yang seringkali mendapatkan jutaan penonton dan menjadi perbincangan di media sosial. Maka, hal ini menunjukkan adanya apresiasi dan ketertarikan kuat dari kalangan anak muda terhadap warisan budaya Indonesia.

Apresiasi dan ketertarikan kalangan muda terhadap budaya Jawa juga dapat terbantu karena media digital, seperti menggabungkan elemen modern dengan tradisi lisan. Hal ini ditunjukkan melalui musisi Indonesia yang menciptakan aransemen musik dan visualisasi menarik, serta memasukkan lirik berbahasa Jawa dalam sebagai selingan di lagu. Contohnya, komposer musik dan youtuber Alffy Rev yang selalu memasukkan unsur musik Jawa dan daerah lainnya sebagai bentuk pelestarian terhadap budaya Indonesia. Grup musik bernama Weird Genius memasukkan lirik berbahasa Jawa ke dalam lagu "Lathi" yang berkolaborasi dengan Sara Fajira sebagai penyanyi berhasil memperkenalkan budaya dan bahasa Jawa hingga kancah internasional. Lagu-lagu tersebut memiliki aransemen modern dan sentuhan musik Jawa yang menjadikannya lebih easy listening di kalangan anak muda tanpa meninggalkan budaya asli Jawa. 

Dengan viralnya lagu-lagu Jawa di kalangan anak muda pada era digital membawa dampak positif bagi pelestarian dan penyebaran budaya antara lain: membantu memperkenalkan dan mempertahankan warisan budaya kepada generasi muda, meningkatkan rasa bangga dan identitas budaya di kalangan anak muda, penyebaran lagu-lagu Jawa secara digital juga dapat menarik minat dari masyarakat global sehingga memperluas pengaruh budaya Jawa ke kancah internasional. Selain itu, menggerakkan kalangan muda untuk berinovasi dan mengembangkan kreativitas dalam menyajikan budaya tradisional. Media sosial pun memunkinkan terbentuknya komunitas dengan minat yang sama terhadap lagu-lagu Jawa sehingga mendorong kolaborasi antara musisi, seniman, bahkan penggemar yang dapat menghasilkan karya-karya baru dan memperkuat jaringan sosial yang berfokus pada pelestarian budaya

Sementara itu, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi dengan adanya fenomena ini. Tantangan utamanya adalah menjaga keaslian dan nilai-nilai tradisional dari lagu-lagu tersebut. Popularitas dan komersialisasi ini memungkinkan adanya resiko bahwa esensi dan makna asli dari lagu-lagu Jawa tersebut dapat terdistorsi. Kalangan muda pun berkemungkinan mengapresiasi secara dangkal dan tidak berkelanjutan. Solusi yang dapat ditawarkan adalah dengan melibatkan ahli budaya dan musisi tradisional dalam proses kreatifnya, atau diadakannya workshop dan konten edukatif di platform digital terkait nilai-nilai asli dalam lagu Jawa tersebut. Komersialisasi ini juga dapat mengubah lagu-lagu Jawa menjadi produk semata, menggeserkan fokus pelestarian budaya ke keuntungan finansial. Sehingga, perlu adanya regulasi dan pedoman yang mengatur komersialisasi lagu-lagu tradisional.

Daftar Pustaka

Danandjaja, J. (1997). Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, Dan Lain Lain. Pustaka Utama Grafiti.

Dienaputra, R. D. (2013). SEJARAH LISAN: Metode dan Praktek (2nd ed.). Minorbookds.

Jayadi, S. (2022). KONSEP DASAR SOSIOLOGI BUDAYA: Definisi dan Teori (R. Rahmawati, Ed.; 1st ed.). Pustaka Egaliter.

Lubis, A. Y. (2014). Postmodernisme: Teori dan Metode. Rajawali Pers.

Oral History Guidelines. (2016). Texas Historical Commission. https://www.thc.texas.gov/public/upload/publications/OralHistory.pdf

Sukardja, P. (2016). Transmisi dan Sosioalisasi Budaya Menenun di Kelurahan Sangkaragung Jembrana. Laporan Penelitian, 7-10.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun