Mohon tunggu...
Innayah Wulandari
Innayah Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Pertumbuhan Usaha Mikro Bidang Tekstil di Pusat Perbelanjaan

15 Maret 2022   13:00 Diperbarui: 15 Maret 2022   14:33 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Para pemilik kios ini membuat strategi selama kios ditutup, yang pertama adalah terus melakukan inovasi seperti contohnya memasarkan barang lewat media sosial dengan tema yang menarik dan menyertai bukti berupa foto asli produk agar calon pelanggan tidak ragu untuk membeli karena takut tidak sesuai ekspektasi. Selain itu, diharapkan untuk tanggap terhadap kebutuhan pasar online agar pelanggan menjadi semakin loyal terhadap produknya. Kedua, para pengusaha harus dapat mengetahui dan menguasai nilai keunikan dari produk yang dimiliki, maksudnya adalah keunikan apa yang produk itu miliki sehingga orang dapat dengan yakin membilih barang tersebut untuk dibeli. Contohnya, karena barangnya murah tetapi kualitasnya yang tidak berbeda jauh dengan toko lain tapi lebih mahal, atau ciri khas yang hanya dimiliki oleh produk tersebut. Jika sudah memiliki aspek tersebut, produk memiliki identitas yang membuat orang mengenali produk dengan mudah. Ketiga, harus cekatan dalam menangani keluhan para pelanggan. Hal ini dapat dilakukan dengan membalas pesan pelanggan dengan cepat serta ramah, Selain itu, dapat juga memberi garansi toko untuk pelanggan jika yang sampai di pelanggan dari barang, ukuran ataupun warna tidak sesuai dengan yang dipesan pelanggan agar dapat ditukar dengan yang sesuai. Tetapi sebisa mungkin barang yang sampai selalu sesuai dengan melakukan pemeriksaan pesanan, terkecuali bagi pelanggan yang memang salah memilih ukuran. Hal tersebut dilakukan agar toko memiliki nilai yang bagus dan untuk meningkatkan loyalitas terhadap suatu produk atau bahkan pelanggan bisa menjadi langganan.

Pemerintah juga turut serta andil dalam melindungi dan mengupayakan pemulihan untuk para UMKM termasuk para pemilik kios usaha ekstil di Pusat perbelanjaan. Kebijakan dan bantuan dari pemerintah ini dilakukan secara merata kepada seluruh jenis UMKM. Pemerintah memberlakukan kebijakan “New Normal” dimana adanya perubahan perilaku masyarakat yang tetap menjalankan aktivitas normal namun dengan menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan COVID-19. Kebijakan ini diharapkan dapat memulihkan ekonomi Indonesia karena masyarakat kembali menjadi produktif. Beberapa Pusat Perbelanjaan yang tutup dibuka kembali karena adanya kebijakan new normal. Di samping itu, Pemerintah telah menyediakan dukungan bagi para penggiat UMKM melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di tahun 2020 dan dilanjutkan juga di 2021. Realisasi PEN untuk mendukung UMKM yakni sebesar Rp 112,84 triliun telah dinikmati oleh lebih dari 30 juta UMKM pada tahun 2020. Sementara untuk tahun 2021, Pemerintah juga telah menganggarkan PEN untuk UMKM dengan dana sebesar Rp 121,90 triliun untuk menjaga kelanjutan pemulihan ekonomi.

Program PEN untuk mendukung UMKM di masa pandemi tahun 2020 tercatat telah berhasil membantu para penggiat UMKM. Selain itu, kebijakan tersebut juga dapat membantu dalam menekan penurunan tenaga kerja. Dilansir dari data BPS per Agustus 2020, terdapat penciptaan kesempatan kerja baru dengan penambahan 0,76 juta orang yang membuka usaha dan kenaikan 4,55 juta buruh informal. Pemerintah juga terus berupaya mendorong para pelaku UMKM untuk on board ke platform digital melalui Program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI), dimana hingga akhir 2020 sudah terdapat 11,7 juta UMKM on boarding. Diharapkan pada tahun 2030 mendatang, jumlah UMKM yang go digital akan mencapai 30 juta.

Dampak yang disebabkan oleh virus COVID-19 ini menyerang seluruh lapisan masyarakat, salah satunya penggia UMKM yakni para pemilik kios barang tekstil di Pusat Perbelanjaan. Mereka mengalami kerugian karena pembatsan waktu operasional bahkan dilarang beroperasi sementara. Hingga saat ini, para pemilik usaha tekstil tersebut kurang lebihnya masih merasakan dampak pandemic COVID-19. Maka dari itu, mereka dituntut untuk beradaptasi dan tanggap dengan situasi saat ini. Diharapkan perekonomian dapat kembali pulih secepatnya dengan adanya usaha dari para pemilik usaha tekstil dan kebijakan serta bantuan dari pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

Kios-kios di pusat perbelanjaan terancam tutup dan dijual, ini tanggapan APPBI. (2021, September 01). Retrieved from Kontan: https://industri.kontan.co.id/news/kios-kios-di-pusat-perbelanjaan-terancam-tutup-dan-dijual-ini-tanggapan-appbi

Bertahan di Tengah Pandemi, Eksportir Pakaian Jadi Indonesia Berangsur Bangkit. (2021, September 15). Retrieved from Indonesia Eximbank: https://www.indonesiaeximbank.go.id/news/detail/bertahan-di-tengah-pandemi-eksportir-pakaian-jadi-indonesia-berangsur-bangkit

Dukungan Pemerintah Bagi UMKM Agar Pulih di Masa Pandemi. (2021, April 28). Siaran Pers Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Republik Indonesia. Retrieved from Ekon: https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/2939/dukungan-pemerintah-bagi-umkm-agar-pulih-di-masa-pandemi

Utami, B.S. (2021). Dampak Pandemi Covid-19 Tehadap Sektor UMKM di Indonesia. Jurnal FEB UIN Surabaya, 1-6.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun