Sekitar 80% dari komunitas epibiotik ini adalah epsilon protoebeteria. Bakteri epibiotik tersebut menggunakan senyawa anorganik dari cairan ventilasi dan senyawa organik yang dikeluarkan oleh panas. Sebagai imbalannya, cacing mendapat senyawa organik terlarut yang dihasilkan oleh bakteri terkait.
Selain itu, bakteri episimbion tersebut dapat memberikan perlindungan dari lingkungan bersuhu tinggi. Selain bersibiosis dengan mikroorganisme, cacing pompei juga memiliki extracellular matrices (ECMs) yang berfungsi sebagai penghalang pertama untuk perlindungan dari kondisi eksternal. ECM mengandung beberapa protein structural contohnya kolagen.
Alvinella pompejana adalah spesies gonochoric yang menunjukkan dimorfisme seksual. Rasio jenis kelamin jantan dan betina mereka kira-kira 1 : 1. Jantan memiliki sepasang tentakel peribukal yang berkembang dengan baik, yang tidak dimiliki betina. Sistem reproduksi betina Alvinella pompejana terdiri dari oviduk dan rongga selom. Oosit terdapat di rongga selom betina dan juga sering ditemukan di saluran telur. Oviducts agak berbentuk U dan biasanya lebih kecil dari spermiducts.Â
Alvinella pompejana tidak bereproduksi secara serempak. Hal tersebut menjadi strategi adaptasi cacing Pompeii untuk merespon gangguan lingkungan yang fluktuatif. Perkembangan embrio Alvinella pompejana terjadi pada suhu rendah (2 C) karena embrio tidak dapat bertahan hidup pada suhu tinggi. Oleh karena itu, daerah bersuhu rendah di permukaan koloni dewasa menyediakan habitat yang sesuai untuk perkembangan embrio.
Daftar acuan:
Bir, J., M.R. Golder & S.M.I. Khalil. 2020. Adaptation in extreme underwater vent ecosystem: A case study on Pompeii worm (Alvinella pompejana), International Journal of Fauna and Biological Studies 7(3): 25 -- 32.
Di Meo-Savoie CA, Luther III GW, Cary SC. 2004. Physicochemical characterization of the microhabitat of the epibionts associated with Alvinella pompejana, a hydrothermal vent annelid, Geochim. Cosmochim. Acta 68: 2055 -- 2066.
Van Dover C. 2000. The ecology of deep-sea hydrothermal vents, Princeton University Press.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI