Mohon tunggu...
inna dalilah
inna dalilah Mohon Tunggu... Guru - Kepsek SDN 16 Singkawang

travelling, punya beberapa buku pribadi dan antalogi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sendiri

29 Januari 2023   15:48 Diperbarui: 29 Januari 2023   15:54 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SENDIRI

Ia terdiam...

Senyum tersimpul dalam

Langkah perlahan, wajah tenggelam

Tak terdengar desah nafasnya

Tatapan kosong, melompong

Diantara hiruk pikuk canda dan tawa

Menapak kaki menerpa belantara

Ia tetap diam

Meski derap kaki berdendang

Kata mereka dia sombong

Tegur sapa tak terbaca

Semburat duka menghias rupa

Kuraba hatinya

Segenggam luka menetes...

Membanjiri perasaan

Ayahnya pergi tanpa pesan

Meninggalkan benih-benih kehampaan

Jangan sedih nak...

Hidup ini adalah lakonan

Jodoh, maut, rezeki sudah tertulis

Dan harus kita jalani dengan ikhlas dan sabar

Akan datang butir-butir pelangi di matamu

Yang siap mengukir indahnya dunia

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun