SENDIRI
Ia terdiam...
Senyum tersimpul dalam
Langkah perlahan, wajah tenggelam
Tak terdengar desah nafasnya
Tatapan kosong, melompong
Diantara hiruk pikuk canda dan tawa
Menapak kaki menerpa belantara
Ia tetap diam
Meski derap kaki berdendang
Kata mereka dia sombong
Tegur sapa tak terbaca
Semburat duka menghias rupa
Kuraba hatinya
Segenggam luka menetes...
Membanjiri perasaan
Ayahnya pergi tanpa pesan
Meninggalkan benih-benih kehampaan
Jangan sedih nak...
Hidup ini adalah lakonan
Jodoh, maut, rezeki sudah tertulis
Dan harus kita jalani dengan ikhlas dan sabar
Akan datang butir-butir pelangi di matamu
Yang siap mengukir indahnya dunia
***
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!