Pendekatan multidimensi ini berbicara bahwa literasi mencerminkan sosial ekonomi dan kekuataan suatu negara di kancah global.
Penelitian ini menjelaskan bahwa masyarakat yang belum mempraktekkan budaya literasi sering kali jorok, kurang gizi, berpikir dangkal, berperilaku kasar dan melakukan pelanggaran  hak asasi manusia.  tautan masalah literasi
Di era sekarang literasi tidak bisa lagi diterjemahkan hanya kemampuan membaca dan menulis, lebih daripada itu literasi adalah kemampuan individu mengolah dan memahami informasi.
Literasi adalah keterampilan hidup yang harus dimiliki oleh masing masing individu, dalam hal kemampuan mengolah, menganalisa dan memahami informasi dari bahan bacaan.
Menurut UNESCO literasi adalah hal dasar manusia dan pondasi pembelajaran seumur hidup.
Melalui literasi manusia dapat meningkatkan pendapatan ekonomi, derajat kesehatan berinteraksi dengan dunia.
Budaya literasi sendiri adalah melakukan kebiasaan berpikir atau berpikir kritis. Untuk era saat ini, cara berpikir kritis adalah dengan bersikap skeptis terhadap informasi, apapun itu informasinya dan siapapun pembawa pesannya. Menalar kembali dengan cara mencari tahu, bisa menelusuri internet atau bertanya dengan pakar atau membaca buku.Â
Dalam hal mengelola ruang baca, ketersediaan buku memang penting, namun menghidupkan ruang baca adalah kunci utama.
Persoalan liteasi ini tidak selesai hanya sampai membuka ruang baca lalu mengisinya dengan buku. Namun bagaimana menterjemahkan buku dalam kehidupan nyata itu tujuan akhirnya.
Suatu ketika ada seorang anak yang memberitahu bahwa ibunya kemarin membuat  bubur ayam dimana resepnya diambil dari buku resep di ruang  baca kami.
Lalu ada penjual gawai yang mendapat ide setelah membaca buku  tentang bisnis yang ada di ruang baca kami.