Saya langsung teringat buku buku beliau yang Bapakku Indonesia, yang beliau luncurkan di hari Kartini tahun lalu. Di hari dimana orang merayakan kemerdekaan perempuan, Kang Maman nyeleneh untuk menerbitkan buku tentang pria. Buku itu bercerita almarhum bapaknya (alfatihah untuk almarhum) yang banyak meninggalkan pesan dan kesan untuk Kang Maman.Â
Kang Maman bercerita tentang perjalanan spiritualnya saat naik haji, saat beliau berkata dalam hati saat wukuf di Padang Arafah, beliau ingin sekali bertemu ayahnya. Kuasa Allah, ada yang mengusap kepalanya kemudian beliau mendongak dan beliau melihat bapaknya yang mengusapnya.Â
Saya menitikkan air mata mendengar kisah itu. Saat itu Kang Maman memiliki segudang pertanyaan tentang agama, mengapa harus begini mengapa harus begitu. Ternyata itu hal yang lumrah kok, ketika kita bertanya untuk apa haji, kenapa harus sa'i, dan pertanyaan2 lainnya yang mungkin ketika kita belajar agama tidak terjelaskan dengan baik. Semakin kita banyak bertanya semakin kita mencari tau. Tulisan yang baik haruslah lahir dari riset yang baik pula agar bisa menimbulkan reaksi positif, inspirasi, dan ide ide.Â
Tips selanjutnya dari Kang Maman bila mau menulis tulis aja, jangan takut dibilang jelek, harus berani untuk menulis. Ada 5 R yang harus diingat yaitu READ, RISET, RELIABILITAS, REFLECTING DAN (W)RITE.Â
Bila kamu merasa bahwa tulisanmu benar, baik dan bermanfaat untuk orang maka tulislah. Definisi benar itu adalah sesuai dengan hati nurani. Bila kamu ingin mengenal dunia maka bacalah, bila kamu ingin dikenal dunia maka menulislah, begitu pesan penutup dari Kang MamanÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H