Mohon tunggu...
Gamal Albinsaid
Gamal Albinsaid Mohon Tunggu... Dokter - Wirausaha Sosial dan Inovator Kesehatan

Wirausaha Sosial dan Inovator Kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kecenderungan Konsumsi Masyarakat Selama Pandemi Covid-19

20 Juni 2020   16:00 Diperbarui: 20 Juni 2020   16:01 950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kecenderungan Konsumsi Global

Pandemi telah mengubah kecenderungan konsumsi masyarakat. Ada yang meningkat dan ada yang menurun. Berdasarkan survei Consumer Pulse Survey yang dilakukan McKinsey & Company, hampir seluruh produk dan jasa perjalanan, transportasi, pelayanan, dan pakaian mengalami penurunan di semua negara. Beberapa produk yang mengalami peningkatan diantaranya :

1.Bahan makanan meningkat di semua negara yang disurvei,
2.Makanan ringan meningkat di Jepang,
3.Take away dan delivery makanan meningkat di Jepang dan Korea,
4.Produk anak bukan makanan meningkat di Jepang,
5.Perlengkapan rumah tangga meningkat di Amerika, Brazil, Spanyol, India, Jepang, dan Korea.
6.Produk perawatan diri meningkat di India, Jepang, dan Korea,
7.Hiburan rumah meningkat di semua negara yang disurvei kecala Brazil,
8.Buku dan cetakan meningkat di Korea.

Kita juga bisa melihat kondisi awal pasca pandemi atau pemulihan di negara Cina. Produk-produk yang mengalami peningkatan di masa awal pemulihan, antara lain bahan makanan, produk tembakau, produk anak non makanan, perlengkapan rumah tangga, produk perawatan diri, perawatan kulit dan make up, hiburan rumah, produk kesehatan dan kebugaran, serta bahan bakar.

Kecenderungan Konsumsi di Indonesia


 

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Untuk di Indonesia, Penelitian dari McKinsey & Company ini menunjukkan bahwa belanja perawatan kesehatan, buah segar, perawatan rumah tangga, dan perawatan pribadi mengalami peningkatan signifikan. Hal ini semakin memperkuat bahwa selama pandemi COVID-19 terjadi peningkatan kesadaran pada kebersihan dan kesehatan.

Belajar Dari Resesi 2008

Dalam krisis yang mengakibatkan tekanan finansial, pada umumnya masyarakat mengalami perubahan kecenderungan konsumsi yang sama. Namun, penyebab krisis juga memberikan perbedaan. Misalnya, krisis saat ini yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19 dapat memberikan dampak peningkatan pengeluaran, belanja, dan konsumsi untuk kebersihan dan kesehatan.

Kita bisa mempelajari kecenderungan konsumsi masyarakat pada saat krisis dari pengalaman krisis tahun 2008 yang dilakukan oleh Survei Booz and Company Fall 2009 ketika mensurvei belanja pelanggan dengan sampel 2010 orang. Mereka melakukan survei dengan pertanyaan "Selama 12 bulan terakhir, saya mengurangi belanja saya pada kategori ini". Ini adalah hasil dari responden yang setuju atau sangat setuju. Survei ini untuk mengetahui, pada pengeluaran apa seseorang melakukan penghematan dalam tekanan finansial yang dihadapi.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Dari data di atas, dapat kita pelajari bahwa produk rumah tangga, kesehatan, kebutuhan makan di rumah menjadi produk yang paling sedikit dikurangi dan tetap menjadi prioritas dalam membelanjakan uang. Sedangkan produk kesehatan dan kecantikan, layanan telepon seluler, dan tagihan utilitas (listrik, gas, air, atau saluran pembuangan ke masyarakat) tetap berusaha dipertahankan dengan pengurangan belanja di bawah 30%.

Namun, yang menarik FAFH atau food away from home (makanan dan camilan di luar rumah). FAFH ini mencakup makanan dan camilan yang disediakan oleh perusahaan layanan makanan komersial dan dengan fasilitas makan di lembaga non komersial, seperti restoran cepat saji, kafetaria, restoran mewah, bar, kedai minuman, tempat makanan di sekolah, kampus, kantor, pabrik mengalami pengurangan hingga 58%.

Cara Konsumen Mengurangi Pengeluaran

Krisis yang terjadi kerap kali mengubah perilaku konsumen. Pertanyaannya, bagaimana konsumen berperilaku dalam tekanan finansial yang mereka hadapi? Konsumen mengurangi pengeluaran mereka dengan beberapa cara, diantaranya :

1.Fokus pada kegiatan di rumah. Banyak konsumen membelanjakan lebih sedikit di luar rumah. Sebanyak 55% orang Jerman dan 63% orang Amerika mengatakan mereka lebih jarang makan di luar.

2.Mengurangi yang tidak penting. Dua pertiga pembeli AS mengatakan mereka mengurangi barang mewah kelas atas dan sepertiga mengurangi kosmetik.

3.Mencari penawaran. Pembeli menjadi semakin sadar promosi. Di Inggris, persentase produk yang terjual dengan diskon naik dari 26% pada tahun 2002 sampai 2006 hingga menjadi 36% pada tahun 2011.

4.Turun pasar. Konsumen beralih ke brand yang lebih murah atau label pribadi. Penjualan label pribadi di Inggris meningkat 10% dari 2008 hingga 2010.

5.Beralih saluran. Banyak konsumen mulai berbelanja di pengecer. Diskon sekarang menyumbang 10 persen dari penjualan makanan di pasar Inggris, naik dari 3 persen dari tahun 2006.

Data ini bisa menjadi rujukan bagi rekan-rekan yang ingin mengembangkan usaha di saat krisis. Rekan-rekan harus memilih usaha yang masih dibutuhkan masyarakat atau dengan kata lain memenuhi kebutuhan pasar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun