Tepuk tangan bergemuruh di bawah panggung
Para pecinta dunia tertawa terbahak - bahak
hati membatu penuh rasa congkak
Seolah skenario hidup sang sutradara di aturnya
Tak sadar diri ditipu dan digulungÂ
Gila...
Itu kata yang diumbar bagai madu berbisa
menabur luka diselimuti janji darah
tercatat rapi di kitab putih penuh noktah
Ayo...dukung singgasana kami !
Ayo...rapatkan barisan prajurit berani mati !
Merayu sendu semanis madu
Menikam jantung berbekal belati urat
Titah terucap bagai mengiris jiwa yang sekarat
Lenggak lenggoknya menariÂ
Menggoda jiwa-jiwa yang putus asa
Rela menukar harga diri demi sesuap nasi
Rela meraup abu panas menggenggam fatamorgana
Miris..
Satu kata yang terucap bisu dalam belenggu
Merantai kebahagiaan hakiki demi janji palsu
Mengayak luka mengoyak rindu
Hanya karena pesona madu berbisa dalam bayang ambigu
Pangkalpinang, 27 September 2022
by. RachmaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H