Pak menteri menjelaskan, berkaca dari populasi generasi milenial, generasi Z, dan generasi post gen Z mencapai 64,69% dari total 270,20 juta jiwa penduduk. Maka, 70% dari prioritas program ke depan akan menyasar langsung pelaku UMKM dan koperasi anak muda, perempuan dan fokus untuk mendukung pengembangan usaha yang ramah lingkungan. Begitu update kekinian tentang koperasi.
Right, kembali kepada konteks kepemudaan Kolaka di tengah himpitan korporasi-korporasi raksasa tadi. Belakangan ini, sayup-sayup terdengar ada gerakan sekelompok pemuda "warung kopi" Kolaka yang menamai dirinya Koperasi Seribu Pemuda. Menurut saya, gerakan ini sungguh sangat brilian, dan oleh karena itu patut didukung. Â
Koperasi Seribu Pemuda. Mendengar nama yang dipilihnya saja, jujur, saya langsung bisa merasakan sebuah spirit perjuangan di dalamnya. Seribu Pemuda, berhimpun dalam satu ikatan pikiran, satu ikatan rasa dan satu ikatan aturan main, sungguh bukan hal yang biasa-biasa saja. Ini adalah sesuatu yang luar biasa.
Seolah sadar betul, bahwa kita hidup di iklim demokrasi yang pilarnya adalah kuantitas dan bukan kualitas, diksi 1000 pemuda  yang dipilih para penggagasnya itu tentulah bukan diksi sembarang diksi. Diksi itu adalah sebuah angka keramat dan pasti lahir dari sebuah perenungan dan imajinasi yang tak sembarang pula. Diksi itu bukan kacang-kacang.Â
Saya pun lantas menghitung-hitung segala potensi dan kemungkinan yang melekat padanya. Dan manakala hitung-hitungan itu saya hubungkan dengan tokoh-tokoh pemuda penggeraknya, yang juga sudah saya tahu betul reputasi dan sepak terjangnya, saya pun kemudian menjadi lebih yakin, kedepan, impian kedaulatan masyarakat Kolaka atas kekayaan sumber daya alam yang dimilikinya, bukanlah sekadar narasi kosong belaka. Ada data, fakta dan setumpuk potensi yang mendukung ekspektasi itu  Oleh karena itu, detik inipun saya menyatakan diri bergabung!
Wal-akhir, perkenankan saya berucap terima kasih kepada pemuda-pemuda Kolaka bernyali besar itu.Â
Salam hormat dan takzim saya kepada kalian; Akbar Dili, Hendra Kurniawan, Israfil Sanusi, Reza, Aljabar, Rahmat Anzari, Sugianto, Hendra Amirullah, Anang, Ance, Brandal, dan nama-nama lain yang tak sempat saya sebutkan satu persatu. Bertemu kalian hidup terasa semakin berselera.
Menunggu sahur hari ke-8 Ramadhan 1443 H.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H