Kerjakan sesuai porsimu, sesuai kemampuanmu, senang seadanya, sedih seperlunya, ya lakukan. Pada sesuatu yang diluar kendali kita. Itu juga bagian dari ekspresi dirimu sendiri. Selain bahagia apa yang kau cari? Apa itu bahagia? Begitupun dengan kekecewaan, ya kecewa sewajarnya.
Dari aku kiranya semesta merestui dan mendengar doa-doa baikmu di setiap sepertiga malam. Dan satu lagi jangan lupa lima waktunya. Cepat atau lambat, kamu akan ditinggalkan oleh orang-orang terdekatmu. Terus apa yang mesti kamu banggakan? Semua akan lenyap pada waktunya. Seperti dia yang diam-diam pergi tanpa pamit. Misalnya.
Lalu bagaimana cara meningkatkan rasa percaya diri? Eh, atau kau sudah mati rasa? Jangan cepat dan mudah jatuh cinta. Meskipun itu pada suara-suara yang menghanyutkan. Ataupun hujan awal musim kemarau.
Kehidupan beriringan dengan senang, sedih, sembuh, rapuh dan hampa sebagai sebab yang sama. Obat paling manjur ya bukan orang lain, tapi diri kamu sendiri. Bagaimana merawat juga memahami tapak-tapak itu. Terkadang senyuman menjadi pilihan terbaik di saat rasa sedih tak bisa di jelaskan dengan kata-kata. Sebab tak ada telinga yang benar-benar bisa dipercaya. Mungkin.
Kemudian aku lipat dengan sangat belas kasih, mata berkaca-kaca dan aku simpan di tempat yang paling istimewa. Karena kesunyian masih terus tumbuh dalam getar-getir kegelisahan.
Sesekali sembari membayangkan, bagaimana mungkin cintaku bisa sempurna tanpa mencintai diri sendiri? Nanti akan aku ambil dan membacakannya kembali ketika aku sudah menggapai segala impianku ataupun tidak sama sekali. Setidaknya aku pernah menangis sekaligus tertawa semalam suntuk.
Jika banyak luka, banyak asa, banyak angan pada diri cobalah berdamai dengan diri sendiri. Sebab, aku tak akan membiarkan harapan terbakar menjadi abu. Dalam hati kecilku ia berdetak : "Aku rindu, aku yang dulu." Semuanya pasti bisa terlewati, jadi tetap bertahan ya. Banyak orang merasakan hal yang sama bukan kamu saja.
Untuk kau si pejuang asa. Hidup adalah perjuangan, tempulah. Mencari makna tawa dan pasrah, menafsirkan maksud lelah dan tabah. Sekian, mataku berat dan aku pamit untuk tidur sambil memeluk mesra catatan usang itu.
Oepura, 13 Oktober 2022
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI