Mohon tunggu...
Y. B. Inocenty Loe
Y. B. Inocenty Loe Mohon Tunggu... Guru - Instruktur Pembelajaran Kreatif, Penulis, Kandidat Magister Teknologi Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Yohanes Baptista Inocenty Loe, Saat ini menjadi kandidat Magister Teknologi Pendidikan di Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Ia bekerja sebagai pendidik di salah satu sekolah swasta di kota Kupang, sekaligus menjadi instruktur pelatihan menulis dan pembelajaran kreatif berbasis digital di NTT. Sebagai seorang instruktur menulis, karya-karyanya telah diterbitkan di media massa cetak maupun online. Ia telah menerbitkan tiga buku yaitu Kisah Para Pelukis Wajah Bangsa, Literasi di Atas Awan dan buku terbarunya berjudul Prinsip-Prinsip Demokrasi John Rawls (Menguak Kebebasan dan Kesetaraan). Selain itu, ia juga adalah editor yang telah mengedit puluhan buku dan membantu banyak pihak untuk menerbitkan bukunya. Sebagai pelatih pembelajaran kreatif berbasis digital, ia banyak kali diundang ke berbagai kesempatan di wilayah NTT untuk berbagi inspirasi dan motivasi. Kemampuannya ini telah dibuktikan dengan berbagai pencapaian dan penghargaan yang diraihnya. Pada 2021, dinobatkan sebagai penulis aktif tingkat Nasional dan guru aktif literasi tingkat nasional. Di bidang pembelajran kreatif berbasis digital, seluruh karya dan inovasinya pernah ditanyakan di TVRI Nasional pada program Inspirasi Indonesia, akhir 2022 lalu

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Memahami Difusi

10 Januari 2024   23:50 Diperbarui: 10 Januari 2024   23:56 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Menurut Rogers, inovasi sering disinonimkan dengan teknologi. Teknologi adalah desain untuk tindakan instrumental yang mengurangi ketidakpastian dalam hubungan sebab-akibat yang terlibat dalam mencapai hasil yang diinginkan. Dalam konteks ini, teknologi dirancang untuk membantu manusia dalam mencapai tujuan tertentu dengan mengurangi ketidakpastian dalam hubungan sebab-akibat yang terlibat dalam mencapai hasil yang diinginkan. Teknologi dapat berupa perangkat keras, perangkat lunak, atau kombinasi keduanya. Teknologi juga dapat digunakan dalam berbagai bidang, seperti seni musik, komunikasi, pendidikan, dan lain sebagainya.


Sebagai sebuah ide, produk, gagasan, program yang tujuaanya untuk mempengaruhi sistem sosial. Inovasi memiliki karakteristik sebagai berikut: pertama, keunggulan relatif adalah sejauh mana sebuah inovasi dianggap lebih baik daripada ide yang digantikannya. Itu artinya, inovasi yang dipersiapkan harus lebih bermanfaat daripada versi sebelumnya. Tentu saja faktor manfaat ini mempengaruhi keinginan pengguna untuk menerapkan inovasi tersebut. Kedua, kompatibilitas adalah sejauh mana sebuah inovasi dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang ada, pengalaman masa lalu, dan kebutuhan pengguna atau pengadopsi. Jadi, keseselarasan ini mempengaruhi kebijakan pengguna dalam menerima atau menolak inovasi.


Ketiga, kompleksitas adalah sejauh mana sebuah inovasi dianggap sulit untuk dipahami dan digunakan. Inovasi harus mudah dipahami dan diterapkan oleh pengguna. Kelanjutan ini mempengaruhi keberhasilan pengguna dalam menggunakan inovasi. Dan keempat, uji coba adalah sejauh mana sebuah inovasi dapat diujicobakan secara terbatas. Inovasi harus mudah diamati dan diuji coba oleh pengguna. Hal ini mempengaruhi kebijakan pengguna dalam menghargai atau menolak inovasi berdasarkan pengalaman pribadi mereka.


Dari pembahasan di atas kita dapat mengerti bahwa karakteristik inovasi menurut Rogers sangat mempengaruhi adopsi seseorang terhadap inovasi. Misalnya, keunggulan relatif, mempengaruhi keinginan pengguna untuk menerapkan inovasi, kesesuaian memengaruhi kebijakan pengguna dalam menghargai atau menolak inovasi, kelanjutan mempengaruhi keberhasilan pengguna dalam menggunakan inovasi, uji coba memungkinkan pengguna untuk mengalami manfaat inovasi sebelum memutuskan untuk menerapkannya secara luas, dan dapat diamati mempengaruhi kebijakan pengguna dalam menghargai atau menolak inovasi berdasarkan pengalaman pribadi mereka.

2. Saluran Komunikasi
Menurut Everett M. Rogers, saluran komunikasi adalah sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari satu individu ke individu lainnya. Dalam konteks komunikasi, Rogers juga menyoroti dua jenis saluran komunikasi, yaitu saluran komunikasi interpersonal dan saluran komunikasi media massa. Saluran komunikasi interpersonal melibatkan kontak langsung antara individu, memungkinkan terjadinya umpan balik yang segera, dan dapat memengaruhi persepsi, sikap, dan perilaku komunikan. Sementara saluran komunikasi media massa, seperti televisi, radio, surat kabar, dan sebagainya, digunakan untuk menyampaikan informasi dari satu sumber kepada sekelompok orang Menurut Everett M. Rogers, saluran komunikasi adalah sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari satu individu ke individu lainnya. Dalam konteks komunikasi, Rogers juga menyoroti dua jenis saluran komunikasi, yaitu saluran komunikasi interpersonal dan saluran komunikasi media massa. Saluran komunikasi interpersonal melibatkan kontak langsung antara individu, memungkinkan terjadinya umpan balik yang segera, dan dapat memengaruhi persepsi, sikap, dan perilaku komunikan. Sementara saluran komunikasi media massa, seperti televisi, radio, surat kabar, dan sebagainya, digunakan untuk menyampaikan informasi dari satu sumber kepada sekelompok orang.


Menurut Everett M. Rogers, saluran komunikasi memilki dua bentuk yaitu homofili dan heterofili. Saluran komunikasi homofili adalah saluran komunikasi yang melibatkan dua orang atau lebih yang memiliki banyak dalam, latar belakang, dan cara komunikasi yang sama. Dalam konteks ini, saluran komunikasi homofili memungkinkan individu untuk menyampaikan pesan dengan lebih efisien dan efektif karena mereka memiliki banyak dalam dan cara komunikasi yang sama. Sedangkan, saluran komunikasi heterofili adalah saluran komunikasi di mana individu berinteraksi dengan orang yang memiliki latar belakang, cara komunikasi, atau kebutuhan yang berbeda. Dalam konteks ini, saluran komunikasi heterofili memungkinkan individu untuk meningkatkan pemahaman dan empati terhadap orang lain, menciptakan kesadaran tentang perbedaan, dan mengembangkan keterampilan komunikasi yang lebih luas.


Dalam menggunakan teori difusi inovasi, saluran komunikasi homofili dan heterofili mempengaruhi proses adopsi dan difusi inovasi dalam suatu sosial. Saluran komunikasi homofili memungkinkan siswa atau kelompok untuk menyampaikan pesan dan menerima umpan balik dengan lebih cepat dan efektif, sementara saluran komunikasi heterofili membantu mengembangkan komunikasi yang lebih luas dan memperluas jangkauan inovasi

3. Waktu
Dalam difusi inovasi, mempertimbangkan waktu merupakan hal yang sangat penting dalam penetuan keputusan. Waktu mengacu pada proses di mana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu dari waktu ke waktu di antara para anggota suatu sistem sosial. Proses itu terjadi dalam rentang waktu tertentu dan memilki efek terhadap pertimbangan seseorang terkait landasan pemahaman tentang inovasi, karakter inovasi, mengapa orang mengadopsi inovasi, faktor sosial yang mendukung adopsi inovasi, dan bagaimana inovasi tersebut berkembang dari waktu ke waktu dalam masyarakat.
Dalam kontek waktu ini, ada proses pengambilan keputusan. Menurut Rogers, proses pengambilan keputusan terkait dengan adopsi inovasi melibatkan lima tahap yang berbeda, yaitu
-Pengetahuan: Tahap di mana potensi pengadopsi harus terlebih dahulu belajar tentang inovasi.
-Persuasi: Tahap di mana pengadopsi harus dibujuk tentang manfaat dari inovasi.
-Keputusan: Tahap di mana pengadopsi membuat keputusan untuk menerima atau menolak inovasi.
-Implementasi: Tahap di mana pengadopsi mulai menerapkan inovasi dalam situasi nyata.
-Konfirmasi: Tahap di mana pengadopsi mengevaluasi keputusan mereka dan membuat
-penyesuaian berdasarkan pengalaman mereka dalam menggunakan inovasi.

Proses pengambilan keputusan ini dipengaruhi oleh karakteristik inovasi, saluran komunikasi, jangka waktu, dan sistem sosial. Adopsi inovasi terjadi ketika seseorang melewati kelima tahap ini dan memutuskan untuk menerima inovasi tersebut

4. Sistem Sosial
Elemen difusi yang keempat adalah sistem sosial. Sistem sosial, menurut Rogers, adalah sekumpulan unit yang saling terkait yang terlibat dalam pemecahan masalah bersama untuk mencapai tujuan bersama. Anggota sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi, dan/atau subsistem.


Menurut Rogers, terdapat empat faktor dalam sistem sosial yang mempengaruhi pengambilan keputusan inovasi: Pertama, struktur Sosial: Struktur sosial menunjukkan hubungan antara anggota sistem sosial, seperti terlihat pada struktur organisasi suatu perusahaan atau struktur sosial dalam kelompok informal. Struktur sosial dapat memfasilitasi atau menghambat difusi inovasi dalam suatu sistem. Kedua, norma Sistem: Norma sistem adalah cara berkerja, perilaku, dan penghargaan yang diakui dan diterapkan oleh anggota sistem sosial. Norma sistem dapat mempengaruhi bagaimana individu membuat keputusan inovasi, karena mereka menentukan apa yang dianggap sebagai norma dan apa yang dianggap sebagai non-norma.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun