Mohon tunggu...
00000
00000 Mohon Tunggu... Guru - 00000

00000

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendekatan Sistem dalam Pemecahan Masalah Pendidikan

10 Januari 2024   20:49 Diperbarui: 10 Januari 2024   23:28 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah membeli banyak alat permainan baru, ia menjadi sedih karena tidak ada anak yang bermain. Di sisi lain, sekarang ia tidak punya cukup uang untuk membeli buku yang dibutuhkan oleh sekolahya.

Kesalahan kepala sekolah ini nyata dalam lima hal. 1) Ia tidak mempertimbangkan sumber dan kedala. Anggaran yang terbatas harusnya menjadi pertimbangkan agar tidak serta merta membeli alat permainan baru. 2) Ia tidak memikirkan alternatif solusi permainan yang tidak harus mengeluarkan biaya yang mahal. Bisa saja, guru memandu aktivitas permainan siswa. 3) Ia harusnya mempertimbangkan permainan apa yang diminati siswa, sehingga dapat digunakan karena disukai. 4) Sebaiknya terus memesan semua peralatan daripada hanya sebagian untuk kepentingan ujicoba. 5) Tidak memanfaat ujicoba sebagai umpan balik untuk membuat modifikasi atau alternatif solusi.

B. Pengertian Pendekatan Sistem
Secara umum, pendekatan sistem dapat dimengerti sebagai suatu metode, cara atau proses yang teratur, objektif, terstruktur melalui studi dalam rangka menyelesaikan persoalan-persoalan yang sedang terjadi (Hunter, 1970). Dalam empat cerita ilustrasi di atas, dapat dipahami bahwa pendekatan sistem sangat diperlukan bukan hanya untuk menyelesaikan persoalan tetapi untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. Cerita di atas memberikan penegasan bahwa pendekatan sistem memuat setidaknya keputusan sistemik, pertimbangan hierarkis, keputusan prosedural dan penilaian objektif. Di sisi lain pendekatan sistem menjadi penggerak agar subsistem atau setiap elemen yang ada bekerja secara maksimal untuk tujuan bersama yang telah ditetapkan.


C. Beberapa Model Cara Pemecahan Masalah
Ada keyakinan yang sangat kuat bahwa penggunaan pendekatan sistem dalam menyelesaikan masalah pendidikan mutlak dapat mengatasi berbagai persoalan yang terjadi. Nyatanya tidak selamanya demikian, sebab tidak ada obat mujarab untuk menyelesaikan persoalan masyarakat sekarang ini. Namun, pendekatan sistem dapat memberi: 1) suatu cara yang sistematik dan sistemik, 2) Memuat Suatu proses yang teratur untuk mengembangkan pemecahan masalah dan 3) Meminimalisisr prasangka dan mengobjektifkan pendekatan untuk menyelesaikan masalah. Berikut akan dipaparkan beberapa model cara pemecaham masalah.

1. Model Pemecahan Masalah Pendidikan dari Dr. Henry Lehman

Pribadi
Pribadi
Tahun 1967 dikembangkan sebuah proyek ARISTOTLE, yang salah satu tujuanya adalah  mempelajari pendekatan sistem untuk memecahkan masalash-masalah pendidikan di Washinton D.C. ARISTOTLE sendiri merupakan singkatan dari Annual Review and Infromation Symposium on the Technology of Training, Learning and Education (Tinjauan Tahunan dan Simposium Informasi tentang Teknologi Pelatihan, Pembelajaran dan Pendidikan). Proyek ARISTOTLE ini memiliki delapan langkah, antara lain:
Pertama, merumuskan kebutuhan nyata. Dalam merumuskan kebutuhan harus mutlak mempertimbagkan masalah yang ada. Namun, bukan hanya masalash pendidikan saja yang mendapat prioritas tetapi keseluruhan masalah yang ada. Pendidikan hanyalah salah satu cara dalam menyelesaikan permasalahan. Rumusan kebutuhan sebaik dan seharusnya berbunyi, sebagai contoh: "Kita harus memberikan peleyanan kesehatan yang lebih baik" dan bukannya "Kita membutuhkan pengajaran terprogram yang disusun secara bersambung untuk training perawat." Harus diingat bahwa kebutuhan dan masalah harus dimengerti sebagai dua sisi dari satu mata uang. Yang menggambarkan kesenjangan antara "Apa yang senyatanya ada atau terjadi" dengan "Apa yang seharusnya ada atau terjadi."


Kedua, merumuskan tujuan. Setelah menemukan kebutuhan yang tepat, langkah berikutnya adalah merumuskan tujuan. Pelu diketahui bahwa lagkah ini sangatlah penting karena segala proses selanjutnya merupakan implementsi dari tujuan. Tujuan tersebut haruslah dirumuskan dengan kata-kata yang operasional sehingga dapat diukur.


Ketiga, mengindetifikasi kendala. Langkah berikutnya adalah mengindetifikasi kendala pa ayang bisa terjadi dalam pelaksanaan tujuan. Harus selalu disadari bahwa segala pendekatan memiliki keterbatasan. Oleh karena itu, diperlukan identifikasi kendala untuk mendapatkan alternatif pendekatan, apabila dalam proses tidak berjalan sesuai apa yang direncanakan. Contoh kendalah yang mungkin saja terjadi karena hukum alam (bencana) atau juga karena keterbatasan dana.


Keempat, merumuskan alternatif-laternatif. Upaya merumuskan alternatif cara tersebut dilakukan dengan metode brainstorming. Metode ini dianggap efektif dalam mengemukakan cara karena setiap orang diberikan kesempatan untuk mengemukakan pandangan dan pikirannya secara bebas, jangan mengkritik atau mengevaluasi usul-usul yang disampaikan. Maksud dari brainstorming ini adalah untuk menginventaris cara-cara pemecahan dan bukannya untuk mengevaluasi cara pemecahan masalah sehingga harus dihidari perdebatan.


Kelima, memilih alternatif. Tahap ini untuk memilih calon pemecahan masalah yang paling potensial. Harus dialkukan secara ilmiah dengan cara menetapkan kriteria pemilihan alternatif (dana, waktu dan tingkat resiko yang akan dihadapi), berikutnya adalah menguantifikasi kriteria pemilihan. Dalam arti ini, dibuat perhitungan mana pilihan yang positif dan negatif lalu diberikan skor. Namun dalam pemilihan tidak hanya fokus pada skor yang tertinggi atau terendah atau jumlah positif atau negatif. Namun, harus fokus pada pertanyaan apakah pilihan alternatif ini benar-benar efektif dan paling baik? Untuk memilih alternatif dari sekian alternatif berikut pedomannya: 1) Menentukan kriteria yang paling memberi harapan, 2) Menyusun metode kuantitatif untuk menilai setiap alternatif, 3) mengevaluasi nilai realtif dari kriteria pemilihan, 4) menggunakan metode analitik untuk memilih akternatif yang paling baik, 5) mereview hasil analisis dengan teliti, dan 6) membuat pilihan alternatif yang terkahir untuk dites.  Di samping itu, perlu juga untuk selalu menyakinkan bahwa proses ini akan berjalan dengan baik ditunjang oleh motivasi, kemampuan dan komitmen untuk menghasilkan satu produk yang bermanfaat bagi pemecahan masalah.


Keenam, mengimplementasikan pilihan. Langkah berikut setelah melalui proses perencanaan adalah langkah implementasi. Implementasi ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu uji coba dalam skala kecil, uji coba dalam skala besar dan terkahir adalah implementasi secara nasional. Harus diingat bahwa ujicoba tersebut perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh dan teliti agar memperoleh hasil yang berharga dan tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun