Mohon tunggu...
Ingrit Dilla Farizna
Ingrit Dilla Farizna Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Fakultas Hukum UIN Jakarta

SINE AMOR NIHIL EST VITA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Komersialisasi Pendidikan

10 Februari 2022   09:01 Diperbarui: 10 Februari 2022   09:06 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seharusnya Negara mampu memberikan fasilitas yang tak terbatas bagi pendidikan generasi nya, tidak mencekik para orang tua, dan menghapuskan pengajaran yang ditanamkan melalui sistem kapitalis sendiri.

Setiap orang berhak dan wajib mendapatkan pendidikan,mengingat perkataan pembukaan UUD alinea ke-4 bahwa Indonesia haruslah siap untuk"ikut bersaing juga ikut serta dalam memajukan bangsa". Maka dari itu, negri ini sudah sepantasnya memberikan kursi terbaik dalam dunia persekolahan bagi para siswa dan mahasiswanya. Tak melihat kasta tak pula menjunjung tahta. Siapa pun bebas mengenyam pendidikan dan siapa pun bebas ikut serta dalam memajukan nilai tanah air di mata dunia.

Karena kita tidak akan pernah mengetahui bahwa republik ini akan dibanggakan oleh siapa dan merah putih juga akan berkibar pada pundak siapa. Mengingat keberhasilan adalah peruntungan dari masing-masing orang yang menjadi penduduk di tahan ibu Pertiwi ini. Bisa saja yang miskin lebih berguna dari pada si kaya,dan bisa pula kalangan rakyat memajukan peradaban yang memang semestinya lahir dari tangan yang berjiwa besar.

Maka dari itu, rakyat harus meminta agar pemerintah Indonesia untuk segera merevolusi dan menepati janji dengan tidak pernah mengulang kembali sistem-sistem perdagangan dalam dunia pendidikan.

Pendidikan adalah tempat memanjakan insting manusia dalam pola pikirnya dalam menganalisis dunia bukan tempat pertaruhan apalagi ladang jual beli otak dan tenaga manusia untuk bekerja dengan biaya murah.

Jikalah pendidikan kita terus tetap pada jalur bisnis perdagangan produksi manusia maka bisa dikatakan bahwa saat ini kita sedang dihinakan oleh negri kita sendiri. Dan jangan heran pula suatu saat kita akan kalang kabut menangani berbagai hal-hal yang dikatakan sepele akibat dari tidak diperdulikannya orang-orang pintar dari berbagai golongan terutama kaum bawah yang tak mampu menunaikan sekolahnya karena pemerintah tak mau ambil pusing menanggung beban rakyat yang seharusnya tertanggung secara merdeka.

Dan jangan menyesal pula ketika suatu saat negri ini akan benar-benar kebingungan harus berbuat apa karena suluruh tatanan yang tak sesuai keinginan. Ini semua adalah ancaman bagi negri ini!

Kita sebagai rakyat tentu saja tidak diam, tidak hanya asik menonton panggung politik, namun berbagai aksi dan demonstrasi juga turut dikerahkan. Tentu saja hal tersebut berasal dari keresahan dan kegeraman rakyat akibat segala gelagat yang dibuat para petinggi negeri.

"Jika kita tidak merevolusi pendidikan kita sekarang maka bersiaplah kita akan menghadapi kehancuran pada hari esok atau lusa yang akan datang karena semua itu tak akan menunggu waktu lama juga tak akan pernah berkompromi dengan yang lambat."--Riris.

 

Camkan!

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun