Berbeda dari dua film sebelumnya, If Anything Happens I Love You adalah film animasi pendek berdurasi 12 menit yang hanya tayang di Netflix. Film ini menceritakan tentang orang tua yang kehilangan anaknya.Â
Kehilangan tersebut menyebabkan kesenjangan komunikasi di antara keduanya. Dalam film ini, sepasang suami istri terakhir melihat anaknya ketika mengantarnya ke sekolah, lalu terjadinya penembakan pada sekolah tersebut.Â
Animasi pada film ini menggunakan animasi 2D minimalis dengan memadu-madankan warna-warna cerah, seperti biru, hijau, dan kuning yang merayakan kehidupan seorang anak.Â
Sangat jenius ketika tim produksi berhasil membuat penonton terlarut dalam kesedihannya padahal tak ada dialog yang muncul pada film ini. Tantangan untuk menentukan satu gambar yang paling tepat untuk menentukan emosi telah dilalui.
Musik adalah elemen yang terpenting dalam film tanpa dialog. Lindsay Marcus menciptakan musik berdurasi 8 menit dari durasi film 12 menit. Selain itu, Inner-City Youth Orchestra of LAÂ (ICYOLA) yang dipimpin oleh Charles Dickerson diundang untuk membuat aransemen dan menampilkan lagu "Beautiful Dreamer".
 Selain itu, lagu "1950" karya King Princess juga ditampilkan pada film ini. Penggunaan musik yang kuat menjadi jembatan untuk mengungkapkan perasaan yang mendalam, membuat penonton terhubung dengan emosi karakter.
Film ini meraih penghargaan Oscar untuk Best Animated Short Film, menjadi #1 di 14 negara, dan masuk 10 besar Netflix di 67 negara. Selain itu, film ini viral di TikTok dengan tagar #ifanythinghappensiloveyou, yang memicu challange di TikTok bagi penonton.
Ketika film ini menunjukkan bagaimana perbedaan genre memengaruhi secara keseluruhan proses produksi hingga distribusi. Soul membutuhkan produksi yang kompleks untuk menggambarkan alam lain yang abstrak. Raya and the Last Dragon memerlukan visual yang megah serta proses riset yang mendalam. Sementara, If Anything Happens I Love You menunjukkan kekuatan animasi sederhana yang fokus pada pesan emosional.Â
Dari uraian ketiga film ini, film animasi kini tidak lagi sekadar hiburan untuk anak-anak. Dengan beragam genre dan tema, animasi dapat menjadi media untuk menyampaikan pesan filosofis, petualangan seru, hingga kritik terhadap isu sosial.Â
Tiga film ini membuktikan bagaimana animasi memiliki daya tarik yang luas serta mampu menggunggah emosi dan pikiran penonton dari beragam usia.Â