Mohon tunggu...
INGGRELILA APRIYANI
INGGRELILA APRIYANI Mohon Tunggu... Guru - GURU

Assalamualaikum.... saya Inggrelila Apriyani guru di SMP NEGERI 1 TRENGGALEK di Kab. Trenggalek, senang sekali bisa bergabung di kompasiana. semoga bisa lebih semangat untuk berkarya. karena hoby sesungguhnya adalah dalam kesenian, bernyanyi meski g sebagus para singer ternama indonesia. bersholawat dan banyak lagi dalam hal seni apalagi dalam hal keagamaan. harapan kedepan dengan kompasiana adalah semoga bisa membuat karya - karya yang menginsipirasi dan bermanfaat amiin.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebajikan Universal sebagai Pemimpin

3 Mei 2023   01:49 Diperbarui: 3 Mei 2023   01:56 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan berbasis Nilai- nilai kebajikan sebagai Pemimpin

INGGRELILA APRIYANI S.Pd.I CGP Angkatan 7

SMP N 1 TRENGGALEK

FASILITATOR : Bpk. Suyatno

PENGAJAR PRAKTIK : Bpk. Dwi Susriyanto

Alhamdulillah Program Guru Penggerak ini sudah berada di modul 3, setelah sampai di modul ini rasanya masyaAllah yang luar biasa karena dengan beberapa perjalanan pembelajaran dengan beberapa modul kita semakin mendapatkan ilmu kepemimpinan yang benar -- benar kompleks, benar -- benar sebagai bekal menjadi pemimpin pembelajaran. Dan ternyata sekarang sudah hampir ada di fase terakhir, semoga semua ilmu yang kita pelajari memberikan manfaat bagi kehidupan kita sehari hari. Amiin

Untuk menuliskan koneksi antar materi ini kita sudah ada beberapa pertanyaan pemantik yang sudah saya tuliskan di bawah ini.

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap mengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran :

1. Ing Ngarsa Sung Tulada (yang di depan memberi teladan)

2. Ing Madya Mangun Karsa (yang di tengah membangun kemauan)

3. Tut Wuri Handayani (dari belakang mendukung)

Apabila dikaitkan dengan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, Filosofi Pratap Triloka khususnya ing ngarso sung tuladha memberikan pengaruh yang besar dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yaitu seorang guru harus berhati-hati dalam mengambil sebuah keputusan, terutama ketika menghadapi dilema etika ataupun bujukan moral. Keputusan yang diambil harus dikaji terlebih dahulu dengan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan. Semua Hal yamg kita pelajari pada modul 3.1 ini penting dilakukan karena guru setiap tindakan guru akan ditiru oleh siswanya. Jika guru sudah mampu mengambil keputusan yang tepat, tentu akan menjadi contoh yang baik para siswanya.

Seorang pendidik seyogyanya mampu membimbing atau menuntun siswa untuk mandiri mengambil keputusannya sendiri sehinggga ketika kita sudah tanamkan dalam diri setiap anak nilai -- nilai untuk menyadari bahwa mengambil keputusan tidaklah mudah tapi dengan berbagai bekal ilmu yang diberikan akan mampu membuat mereka mampu mengambil keputusannya secara mandiri. Dan mengarahkan siswa menuju kebahagian tentu saja ini sesuai dengan filosofi tratap triloka tut wuri handayani.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Kita adalah jembatan untuk siswa meraih sukses, meski bukan muthlak karena seorang guru, setidaknya guru adalah sebagai motivasi dan pendorong siswa untuk maju dan berkembang. Sehingga seorang guru haruslah sudah memiliki nilai-nilai positif yang sudah ada dalam dirinya. Nilai-nilai positif yang mampu mempengaruhi dirinya untuk menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid.

Nilai-nilai yang akan membimbing dan mendorong pendidik untuk mengambil keputusan yang tepat dan benar. Nilai-nilai positif tersebut seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid.

Dengan Nilai-nilai tersebut haruslah menjadi  prinsip ketika kita berada dalam posisi yang menuntut kita untuk mengambil keputusan dari dua pilihan yang secara logika dan rasa keduanya benar, berada situasi dilema etika (benar vs benar) atau berada dalam dua pilihan antara benar melawan salah (bujukan moral) yang menuntut kita berpikir secara seksama untuk mengambil keputusan yang benar. Keputusan tepat yang diambil tersebut merupakan buah dari nilai-nilai positif yang dipegang teguh dan dijalankan oleh kita. Nilai-nilai positif akan mengarahkan kita mengambil keputusan dengan resiko yang sekecil-kecilnya. Keputusan yang mampu memunculkan kepentingan dan keberpihakan pada peserta didik.

Kompetensi social emosional kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran social dan keterampilan berinteraksi social dalam mengambil keputusan secara berkesadaran penuh untuk meminimalisir kesalahan dan konsekuensi yang akan terjadi. Itu adalah manifestasi dari pengimplementasian Nilai-nilai positif mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif serta berpihak pada murid, hingga pas sekali jika di kaitkan dengan dengan nilai -- nilai yang harus di miliki seorang pendidik atau guru dalam pengambilan keputusan berbasis nilai -- nilai kebajikan yang sudah kita pelajari pada modul ini.

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Pada modul sebelumnya kita selalu di berikan bimbingan yang luar biasa oleh fasilitator dan juga pengajar praktik yang mana beliau selalu memberikan bimbingan yang begitu mengesankan yang rasanya bisa kita ingat untuk mempersiapkan diri menjadi pemimpin pembelajaran. Dan juga bimbingan yang telah dilakukan oleh pendamping praktik dan fasilitator telah membantu saya berlatih mengevaluasi keputusan yang telah saya ambil. Apakah keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid, sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal dan apakah keputusan yang saya ambil tersebut akan dapat saya pertanggung jawabkan.

Termasuk pada pembelajaran tentang coaching. Coaching adalah ketrampilan yang sangat penting dalam menggali suatu masalah yang sebenarnya terjadi baik masalah dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki orang lain. Coaching juga merupakan suatu cara untuk mampu menumbuhkan potensi diri seseirang untuk bisa menggali dirinya dengan berbasis kemampuan yang sebenarnya sudah di miliki, Dengan langkah coaching TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis. Konsep coaching dengan alur TIRTA sangat ideal jika dihubungkan  dengan 9 langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang kita ambil. Sehingga kita bisa dengan yakin untuk mengambil keputusan dengan panduan -- panduan yang sudah kita pelajari. Yang di maksud coaching dengan aliur TIRTA adalah

T : Tujuan

I : Identifikasi

R : Rencana aksi

TA: Tanggung jawab

Kita adalah pendidik kita adalah pemimpin pembelajaran yang bertanggung jawab atas keberhasilan dan kesusksesan anak bangsa, Sebagai seorang guru, tentu saya harus memahami kebutuhan belajar siswa. Saat coaching dengan alur TIRTA ini saya memahami dengan beberapa alur tersebut bisa sangat membantu saya dalam Melakukan kegiatan Coaching, yaitu guru  atau pendidik mampu menggali semua potensi yang dimiliki oleh siswa.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Proses pengambilan keputusan adalah bukan perkara yang mudah maka dari itu kenapa kita harus belajar dan harus memahami materi ini karena kita adalah seorang pendidik, saat proses pengambilan keputusan itu kita juga tidak bisa secara sembarangan tanpa mampu mengontrol aspek sosial emosianal kita, sehingga Sebagai seorang pendidik, harus mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, pendidik harus mampu menjadi penghubung perbedaan minat dan gaya belajar murid di kelas sehingga dalam proses pembelajaran murid mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai profil belajar mereka masing-masing. Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan yang tepat agar seluruh kepentingan murid dapat tercover dengan baik.

Dengan Kompetensi sosial dan emosional guru dapat fokus memberikan pembelajaran dan dapat mengambil keputusan dengan tepat dan bijak sehingga dapat mewujudkan merdeka belajar di kelas maupun di sekolah. Karena dengan kenyamanan semua akan merasa senang dan merasa di perhatikan, meskipun merdeka tetap harus ada tuntunan dari guru atau pendidik dalam mewjudkan merdeka belajar yang menyenangkan dan berbuah kesusksesan dan kebahagiaan.

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik ?

Pada pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika nilai yang di anut atau yang di anggap mampu atau diperlukan adalah kesadaran diri dan keterampilan berhubungan sosial untuk mengambil sebuah keputusan. Kebenaran, keadilan, tanggungjawab, toleransi, saling menghargai, saling mendukung dalam kebaikan sehingga di harapkan bisa di jadikan patokan saat pengambilan keputusan yang bisa di pertanggungjawabkan dan pastinya berpohak pada murid untuk mewujudkan kesejahteraannya.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

Ada beberapa cara atau tahapan saat kita akan melakukan pengambilan keputusan yang sudah kita pelajari pada modul 3.1 ini yaitu 3 aspek penting, yaitu nilai-nilai kebajikan universal, kepentingan siswa, dan tanggung jawab. Dalam mengambil sebuah keputusan terkait permasalahan dilema etika harus berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Saat proses atau selama proses pengambilan keputusan itu benar -- benar dengan mempertimbangkan tahapan -- tahapan tersebut di atas maka bisa di pastikan saat mengambil keputusan dari kasus atau permasalahan adan berdampak terciptanya lingkungan yang positif kundusif dan aman tentunya juga nyaman karena keputusan juga bisa diterima secra bersama.

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tidak mungkin dalam suatu tindakan tidak terdapat tantangan. Tantangan- tantangan yang dialami di lingkungan saya dalam mengambil sebuah keputusan, yaitu apabila saat berkolaborasi antara pihak -- pihak terkait pengambilan keputusan tidak saling mendukung dalam pengambilan keputusan sehingga menghambat dan semakin meruwetkan masalah. Oleh karena itu perlu di lakukan kesepakatan persamaan visi dam misi dalam menanangani kasus kasus agar saling mendukung satu dengan lain dalam proses pengambilan keputusan.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Merdeka belajar sangat pas pembelajaran atau pengajaran yang memerdekakan murid karena dengan merdeka siswa semakin memiliki peluang atau potensi untuk mengembangkan kemampuan apa yang mereka kuasai. Berbeda -- beda itu pasti, siswa satu dengan yang lain memanglah tidak sama, maka dari itu dari modul sebelumnya kita sudah belajar tentang pembelajaran berdifferensiasi, pembelajaran yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan muris atau siswa yang berbeda -- beda itu dan juga sangat cocoj dengan konsep merdeka belajar. 

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan haruslah berpihak pada murid, sesuai dengan pemikiran ki hajar dewantara atau filosofinya dalam pendidikan, semuanya harus sepenuhnya tentang murid apapun dan bagiamanapun harus berpohak murid dan pastinya saat hal itu kita tanamkan penuh di hati kita murid akan menyadari dengan sendirinya bahwa apa yang mereka butuhkan bisa mereka raih. Mampu meraih mimpi -- mimpinya dengan sukses dan bahagia. Keputusan yang diambil oleh seorang guru akan menjadi ibarat pisau yang disatu sisi apabila digunakan dengan baik akan membawa kesuksesan dalam kehidupan murid di masa yang akan datang.

10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Dalam pengambilan keputusan seorang guru atau pendidik harus memiliki sebuah keahlian karena pengambilan keputusan adalah suatu kompetensi atau skill yang juga harus sesuai  kepada filosofi Ki Hajar Dewantara yang dikaitkan sebagai pemimpin pembelajaran yang harus selalu berpihak pada murid.

Pengambilan keputusan harus berdasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being).

Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar pancasila. Dalam perjalanannya menuju profil pelajar pancasila, ada banyak dilema etika dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar.

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Dilema Etika adalah pengambilan keputusan dimana  kedua pilihan adalah benar, sedangkan bujukan moral adalah pengambilan keputusan pada situasi benar atau salah.

4 paradigma  pengambilan keputusan yaitu : (1) Kelompok VS Individu, (2) Rasa keadilan VS Rasa kasihan, (3) Kebenaran VS Kesetiaan, (4) Jangka Pendek VS Jangka Panjang.

3 Prinsip   pengambilan keputusan yaitu : (1) Berpikir berbasis hasil akhir, (2) Berpikir berbasis peraturan, (3) Berpikir berbasis rasa peduli.

Dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yaitu :

  • Mengenali nilai nilai yang saling bertentangan
  • Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
  • Kumpulkan fakta -fakta yang relevan dengan situasi ini
  • Pengujian benar atau salah
  • Pengujian paradigma benar lawan benar
  • Melakukan prinsip resolusi
  • Investigasi opsi trilema
  • Buat keputusan
  • Lihat lagi keputusan dan refleksikan


Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Ada, yaitu ternyata saat mengambil keputusan ternyata ada beberapa tahapan yang saat kita pelajari di modul ini adalah sangat rinci dan se detail itu, dengan melihat paradigma, prinsip, dan juga langkah -- langkah pengambilan keputusan yang sebelumnya saya juga pernah menemui beberapa kasus yang ternyata itu adalah dilemma etika yang seharusnya dalam mengambil keputusan atas kasus tersebut juga dengan beberapa langkah tersebut di atas.

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Iya sudah pasti pernah tetapi saya tidak dengan jelas mengetahui bahwa itu adalah dilemma etika atau moral dilema. Sehingga dalam pengambilan keputusan ya dengan sewajarnya melihat dari beberapa aspek, mempertimbangkan masa depan untuk sekolah dan siswa.

Sedangkan dengan belajar dalam modul ini sangat detail dijelaskan sangat rinci dan sangat membantu untuk bisa tepat dalam proses pengambilan keputusan yang memang harus berpihak pada murid.

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Sebelum dan sesudah mengetahui ilmunya memanglah berbeda. sebelumnya seperti masih ada ragu antara keputusan yang saya ambil ini sudah benar atau masih harus diskusi lagi atau seperti apa, itu saya rasakan, sesudah saya mempelajari modul ini saya merasa sangat percaya diri untuk bisa keputusan yang bertanggung jawab dan berpihka pada murid dengan tetap berkolaborasi dengan pihak -- pihak terkait.

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Menurut saya Sangat penting sekali, dengan mempelajari modul ini pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, lebih terarah terstruktur terencana dengan baik dan bisa lebih bermakna baik itu jika kasus atau masalah itu terjadi pada individu maupun kita sebagai seorang pemimpin pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun