Dalam hal ini, dadaoma ini bukanlah seperti kursi biasa pada umumnya. Dadaoma ini merupakan kursi yang didesain khusus dan hanya digunakan oleh tamu tersebut. Dadaoma ini menunjukkan sebuah kekuasaan dari tamu tersebut. Dalam Budaya Nono Niha, orang yang duduk di atas dadaoma ini, disebut sebagai Balugu (tertua adat) yang memiliki kuasa untuk berkata-kata. Dari sini sebenarnya juga diisyaratkan bahwa seorang tamu besar yang ditandu juga diangkat menjadi seorang Balugu atau tertua ada.
Bagian keempat yang ini ditunjukkan adalah keistimewaan tamu tersebut. Bagian yang ini bisa menjadi alasan utama mengapa seseorang tersebut haruslah ditandu. Orang yang ditandu ini memiliki keistimewaan yang tidak ditemukan dari orang lain. Keistimewaan ini dapat dilihat bahwa orang yang tersebut merupakan seorang keturunan bangsawan. Selain itu juga, orang tersebut memiliki kemurnian dan kesucian diri dari perbuatan tercela.
Bagian kelima yang ingin ditunjukkan adalah penghormatan tertinggi. Seorang tamu besar yang ditandu akan diberi penghormatan terbesar dalam adat dan budaya Nono Niha. Penghormatan terbesar ini ditunjukkan dalam ritual famahea. Seorang tamu besar akan dijunjung tinggi dan semua mata dapat dengan jelas melihat dan tertuju kepadanya. Dari sini juga, seorang tamu besar dapat melihat dengan jelas semua orang yang menyambutnya dan dengan leluasa memberikan howuhowu (berkat).
Pada akhirnya, ritual famahea dalam Budaya Nono Niha, bukanlah hanya sebatas seremoni saja. Ritual famahea merupakan ritual adat yang dilakukan untuk menyambut dan memberikan penghormatan tertinggi kepada seorang tamu besar. Selain itu, proses ritual ini menunjukkan rasa persatuan atau fahasara dodo masyarakat adat dalam menyambut seorang tamu besar.
Ya'ahowu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H