Dalam hati yang gembira bercampur kasihan karena itik ini sampai tiga hari tidak makan, saya kemudian berpikir bahwa ini satu kesalahpahaman. Pertama, Saya hendak menyelamatkannya dari lubang tersebut, namun ia mengira bahwa saya memberikan dia ancaman. Kedua, saya juga tidak mengantisipasi dan memastikan hal lain terjadi dari apa yang saya buat. Saya memang mau menyelamatkannya, namun saya tidak berpikir bahwa saya juga ikut menjerumuskannya kedalam perangkap lain. Ketiga, saya cepat putus asa yang memfonis itik itu telah mati.
Kejadian jatuhnya sepasang itik ini kedalam lubang kecil, mengajari saya akan satu pelajaran yang sangat besar. Untung saja ini hanya itik, apa lagi kalau masalah yang lain. Lewat kejadian ini saya diajari untuk tetap sabar, tenang, dan berpikir dengan leluasa ketika menghadapi masalah. Selain itu, ketika membuat satu kebijakan, saya harus berpikir leluasa juga akan kemungkinan yang akan terjadi dari kebijakan yang saya buat. Jangan sampai kebaikan yang dibuat, malah malapetaka yang terjadi. Yang terakhir, saya diajari untuk tidak cepat putus asa.
Sekian dan Terima Kasih.
Ya'ahowu.
Gunungsitoli, 16 Juni 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H