Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ini 10 Provinsi di Indonesia dengan Penemuan Kasus HIV/AIDS Terbanyak Periode Januari-Desember 2023

28 November 2024   13:18 Diperbarui: 28 November 2024   13:20 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TABEL: Peringkat provinsi berdasarkan jumlah kumulatif HIV/AIDS periode Januari-Desember 2023 (Foto: Dok/Syaiful W Harahap/XII/MMXXIV)

TABEL: Peringkat provinsi berdasarkan jumlah kumulatif HIV/AIDS periode Januari-Desember 2023 (Foto: Dok/Syaiful W Harahap/XII/MMXXIV)
TABEL: Peringkat provinsi berdasarkan jumlah kumulatif HIV/AIDS periode Januari-Desember 2023 (Foto: Dok/Syaiful W Harahap/XII/MMXXIV)

Sedangkan kasus kumulatif di provinsi lain (lihat tabel) juga tidak bisa dianggap remeh karena fenomena gunung es tadi.

Maka, pemerintah provisi melalui pemerintah kabupaten dan kota di 10 provinsi dengan jumlah kumulatif HIV/AIDS terbanyak sudah saatnya menjalankan program penanggulangan yang konkret, yaitu:

(a). Menurunkan insiden infeksi HIV baru di hulu yaitu melalui hubungan seksual laki-laki dewasa dengan pekerja seks langsung (kasat mata) dan pekerja seks tidak langsung (tidak kasat mata).

Dua tipe pekerja seks:

(1). PSK langsung adalah PSK yang kasat mata yaitu PSK yang ada di lokasi atau lokalisasi pelacuran atau di jalanan. Tapi, sejak reformasi ada gerakan moral menutup semua lokalisasi pelacuran di Indonesia sehingga lokaliasi pelacuran pun sekarang pindah ke media sosial. Transaksi seks pun dilakukan melalui ponsel, sedangkan eksekuasinya dilakukan sembarang waktu dan di sembarang tempat. PSK langsung pun akhirnya 'ganti baju' jadi PSK tidak langsung.

(2). PSK tidak langsung adalah PSK yang tidak kasat mata yaitu PSK yang menyaru sebagai cewek pemijat, cewek kafe, cewek pub, cewek disko, pemandu lagu, anak sekolah, ayam kampus, cewek gratifikasi seks (sebagai imbalan untuk rekan bisnis atau pemegang kekuasaan), PSK high class, dan cewek PSK online. Transaksi seks terjadi melalui berbagai cara, antara lain melalui ponsel.

Agaknya, di Indonesia dibangun pola pikir yang justru mengarah ke rasa aman semu yaitu mengaitkan penularan HIV/AIDS dengan lokalisasi pelacuran sehingga ketika lokaliasi pelacuran ditutup total sejak reformasi 1998 dikesankan penularan HIV/AIDS tidak ada lagi.

Padahal, lokalisasi tidak ada secara de jure, tapi secara de facto praktek pelacuran terjadi melalui transaksi daring (dalam jaringan) dengan eksekusi di sembarang waktu dan sembarang tempat.

(b) Menemukan warga pengidap HIV/AIDS yang belum terdeteksi dengan cara-cara yang tidak melawan hukum dan tidak pula melanggar hak asasi manusia (HAM).

Baca juga: Menurunkan Jumlah Kasus Infeksi HIV Baru Jadi PeeR Menteri Kesehatan di Kabinet Merah Putih (Kompasiana, 25 November 2024)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun