Baca juga: Kasus HIV/AIDS pada Remaja dan Usia Produktif Dijadikan Berita yang Sensasional dan Bombastis (Kompasiana, 16/10/2024)
Persoalannya adalah materi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang HIV/AIDS hanya merupakan mitos (anggapan yang salah) karena selalu dibumbui dan dibalut dengan norma, moral dan agama sehingga menenggelamkan fakta medis tentang HIV/AIDS.
Baca juga: "ABAT" (Aku Bangga Aku Tahu) Tidak Memberikan Cara Pencegahan HIV/AIDS yang Eksplisit (Kompasiana, 4/7/20213)
Disebutkan dalam berita: Dengan tingginya kasus penyebaran HIV di kalangan remaja, saat ini pihaknya tengah gencar melakukan sosialisasi.
Persoalannya adalah: Apakah Dinkes atau KPA Karawang akan menyampakan cara-cara penularan dan pencegahan HIV/AIDS yang bertumpu pada fakta medis kepada siswa/siswi sekolah lanjutan?
Faktanya: Tidak! Karena selama ini KIE tentang HIV/AIDS hanya mitos yang justru menyesatkan dan menggiring remaja ke jurang perilaku seksual berisiko tertular HIV/AIDS.
Disebutkan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Karawang, Jawa Barat (Jabar) dari tahun 2020-2024 mencapai 3.581. Yang perlu diingat jumlah ini tidak menggambarkan kasus yang sebenarnya masyarakat karena epidemi HIV/AIDS erat kaitannya dengan fenomena gunung es.
Artinya, kasus HIV/AIDS yang dilaporkan atau terdeteksi digambarkan sebagai puncak gunung es yang muncul ke atas permukaan air laut, sedangkan kasus HIV/AIDS yang tidak terdeteksi di masyarakat digambarkan sebagai bongkahan gunung es di bawah permukaan air laut (Lihat Gambar).
Maka, ada persoalan yang sangat mendasar di Karawang yaitu warga yang mengidap HIV/AIDS tapi tidak terdeteksi jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS secara horizontal di masyarakat, terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.
Celakanya, Pemkab Karawang, dalam hal ini Dinkes dan KPA, tidak mempunyai cara yang komprehensif tanpa melawan hukum dan melanggar hak asasi manusia (HAM) untuk mendeteksi warga yang mengidap HIV/AIDS.