Selain itu perlu pula diingat bahwa kasus yang dilaporkan (126) tidak menggambarkan jumlah kasus HIV/AIDS di masyrakat di Bengkulu karena epidemi HIV/AIDS erat kaitannya dengan fenomena gunung es.
Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan atau terdeteksi digambarkan sebagai puncak gunung es yang muncul ke atas permukaan air laut, sedangkan kasus HIV/AIDS yang tidak terdeteksi di masyarakat digambarkan sebagai bongkahan gunung es di bawah permukaan air laut (Lihat Gambar).
Warga Bengkulu yang mengidap HIV/AIDS tapi tidak terdeteksi jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat, terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.
Penyebaran HIV/AIDS ini terjadi secara diam-diam ibarat 'bom waktu' yang kelak bermuara sebagai 'ledakan AIDS' di masyarakat Bengkulu.
Ada lagi pernyataan: Oleh karena itu Ruslian meminta agar masyarakat menghindari perilaku seks bebas, tidak menggunakan jarum suntik secara berulang, dan tidak mengkonsumsi narkoba.
Tidak ada kaitan antara 'seks bebas' dengan penularan HIV/AIDS karena penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual bukan karena sifat hubungan seksual (seks bebas), tapi karena kondisi saat terjadi hubungan seksual yaitu salah satu atau keduanya mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom.
Penggunaan jarum suntik secara bergiliran dan bergantian bisa ada risiko penularan HIV/AIDS jika terjadi pada penylahaguna Narkoba (narkotika dan bahan-bahan berbahaya) secara bersama-sama.
Tidak ada kaitan antara mengkonsumsi Narkoba dengan penularan HIV/AIDS. Pasien-pasien yang menjalani operasi (bedah) di rumah sakit memakai Narkoba, tapi tidak ada risiko penularan HIV/AIDS.
Sudah saatnya materi tentang komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) HIV/AIDS disampaikan dengan pijakan fakta medis, bukan dengan bumbu moral dan agama yang akhirnya menyuburkan mitos (anggapan yang salah) tentang HIV/AIDS. <>
* Syaiful W Harahap adalah penulis buku: (1) PERS meliput AIDS, Pustaka Sinar Harapan dan The Ford Foundation, Jakarta, 2000; (2) Kapan Anda Harus Tes HIV?, LSM InfoKespro, Jakarta, 2002; (3) AIDS dan Kita, Mengasah Nurani, Menumbuhkan Empati, tim editor, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2014; (4) Menggugat Peran Media dalam Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia, YPTD, Jakarta, 2022.