Agaknya, media massa dan media online di dunia juga ada yang membalut dirinya dengan moral. Lihat saja kasus penurunan sistem kekebalan tubuh, yang kemudian dikenal sebagai AIDS yang disebutkan HIV, media ramai memberitakannya di tahun 1981 dengan kasus pada laki-laki gay di San Fransisco, California, pantai barat Amerika Serikat (AS).
Padahal, pada waktu yang sama kasus serupa juga terdetek pada pekerja seks komersial di pantai timur AS. Kasus pada PSK itu tentu saja terkait dengan laki-laki heteroseksual. Tapi, tidak di-blow up seperti kasus pada laki-laki gay.
Penularan virus cacar monyet (Mpox - Monkeypox Virus) bukan karena orientasi seksual dan melakukan hubungan seksual (heterosekusal, homoseksual atau biseksual), tapi karena terjadi pergesekan dari kulit ke kulit antara pengidap Mpox dan yang tidak mengidap Mpox melalui berbagai cara: berpelukan erat, ciuman, bersin dan batuk melalui droplet, dan hubungan seksual yang memungkinan terjadi pergesekan kulit ke kulit.
Penularan melalui pergesekan kulit ke kulit terjadi dari kulit dengan lesi akibat Mpox ke kulit lain pada berbagai macam kegiatan. Maka, penularan virus cacar monyet bukan STDs (sexually transmitted disease) yang diindonesiakan jadi penyakit infeksi menular seksual (PIMS).Â
Yang termasuk PIMS antara lain: kencing nanah (GO), raja singa (sifilis), virus hepatitis B, virus kanker serviks, klamidia, herpes genitalis, jengger ayam dan lain-lain.
Mitos terkait dengan cara penularan virus cacar monyet ini akan menambah daftar panjang mitos di Indonesia tekait dengan cara-cara penularan penyakit: sebelumnya penularan HIV/AIDS disusul Covid-19 yang hanya sebatas mitos yg sampai ke masyarakat yang bermuara pada stigmatisasi dan diskriminasi.
Sejatinya pemerintah lebih arif dan bijaksana dalam memberikan informasi terkait dengan cara-cara penularan dan pencegahan penyakit dengan tidak membubuinya dengan norma, moral dan agama agar tidak terjadi mitos (dari berbagai sumber). <>
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H