Kasus penularan HIV/AIDS dan PIMS dari suami ke istri terjadi karena studi Kemenkes mencatat hingga akhir tahun 2012 ada 6,7 juta pria Indonesia yang menjadi pelanggan PSK, sehingga pria menjadi kelompok yang paling berisiko tinggi untuk menyebarkan HIV/AIDS (bali.antaranews.com, 9/4/2013). Yang bikin miris 4,9 juta di antara 6,7 pria itu mempunyai istri. Itu artinya ada 4,9 juta istri yang berisiko tertular HIV/AIDS dari suaminya.
Salah satu penyebabnya adalah pemerintah tidak memberikan keterangan yang akurat dengan pijakan fakta medis pada konteks komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang HIV/AIDS.
Semua hal yang terkait dengan cara-cara penularan dan pencegahan HIV/AIDS serta PIMS dibalut dan dibumbui dengan norma, moral dan agama sehingga menenggelamkan fakta medis dan menyuburkan mitos (anggapan yang salah).
Misalnya, menyebut 'seks bebas' tapi tanpa penjelasan yang akurat tentang apa yang dimaksud dengan 'seks bebas.' Istilah yang rancu ini merupakan terjemahan bebas dari 'free sex' yang dalam kamus-kamus Bahasa Inggris justru tidak ada entry 'free-sex.'
Beberapa judul berita yang mengaitkan 'seks bebas' dengan HIV/AIDS:
- Dinkes Palopo Catat 400 Orang Tertular HIV/AIDS Akibat Seks Bebas (detik.com, 21/3/2024)
- Seks Bebas Picu Penularan HIV (rri.co.id, 7/10/2023)
- Jangan Dek Ya, Seks Bebas itu Sebabkan HIV AIDS dan Infeksi Menular Seksual (beritasatu.com, 16/8/2024)
- Perilaku Seks Bebas Picu Kenaikan Jumlah Kasus Kasus HIV/AIDS, Puluhan Anak di Ngawi Berstatus ODHA (radarmadiun.jawapos.com, 18/7/2024)
- Peringati HKN Ke-59 Dan HAS, Wabup Bagus Santoso Ajak Remaja Jauhi Seks Bebas (prokopim.bengkaliskab.go.id, 16/12/2023)
- Kasus HIV/AIDS Terus Bertambah di Lhokseumawe, Faktor Utama Akibat Seks Bebas (dialeksis.com, 7/7/2024)
Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud pemerintah dengan 'seks bebas' yang menyebabkan HIV/AIDS?
Karena tanpa penjelasan yang akurat membuat penafsiran 'seks bebas' liar yang akhirnya menyebabkan banyak orang terjerumus ke perilaku seksual yang berisiko terjadi penularan HIV/AIDS dan PIMS atau keduanya sekaligus.
Jika ‘seks bebas’ yang selalu disebutkan diartikan sebagai zina, maka menyebut zina penyebab terjadi penularan HIV/AIDS jelas misleading (menyesatkan) karena risiko penularan HIV/AIDS dan PIMS melalui hubungan seksual penetrasi (seks oral, vaginal dan anal), di dalam dan luar nikah, bukan karena sifat hubungan seksual yaitu ‘seks bebas’ atau zina, tapi karena kondisi saat terjadi hubungan seksual yaitu salah satu atau keduanya mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakain kondom selama melakukan hubungan seksual penetrasi. Ini fakta!
Diskusi penulis dengan beberapa cewek di Facebook ini menggambarkan kesesatan yang terjadi karena penyebaran 'seks bebas' tanpa penjelasan.
- Penulis: Coba bayangkan 10 teman cowokmu, berapa di antara mereka yang pernah 'seks bebas.'
- Cewek: Maaf, ya tidak ada di antara mereka yang gituan dengan PSK di lokalisasi.
- Penulis: Kalau dengan sesama teman apakah ada yang pernah melakukannya?
- Cewek: .... Menghapus pertemanan ....
Nah, di benak banyak orang 'seks bebas' adalah melacur dengan PSK di lokalisasi pelacuran. Maka, membawa cewek yang ditemui di mal, bioskop, pub, diskotek, panti pijat dan prostitusi online ke kamar kos bukan 'seks bebas' sehingga tidak ada risiko penularan HIV/AIDS atau PIMS.