Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kegagalan Dunia Capai Nol Infeksi HIV Baru Tahun 2030 Bukan Karena Stigma dan Diskriminasi

25 Juli 2024   08:31 Diperbarui: 8 Agustus 2024   08:07 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Matriks: Stigma dan Diskriminasi Terhadap Warga Pengidap HIV/AIDS Terjadi di Hilir. (Foto: Dok/AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap)

Apalagi jika materi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang cara-cara penularan HIV/AIDS dan mencegah penularan HIV/AIDS dibalut dan dibumbui dengan norma, moral dan agama yang akan sampai ke masyarakat hanya mitos (anggapan yang salah) tentang HIV/AIDS.

Baca juga: Mengapa Sebaiknya Kemenkes Tidak Lagi Menggunakan "Seks Bebas" terkait Penularan HIV/AIDS

Sudah saatnya dunia meninggalkan cara-cara penyampaian KIE tentang HIV/AIDS dengan balutan norma, moral dan agama karena HIV/AIDS adalah fakta medis sehingga cara-cara penularan dan pencegahannya bisa dilakukan dengan cara-cara yang realistis yang menghindari perilaku seksual yang berisiko tertular HIV/AIDS.

Baca juga: Siapa Bilang Vaksin AIDS Tidak Ada (19/5/2024)

Sejatinya, sejak WHO mengetahui cara-cara penularan HIV/AIDS sudah ada 'vaksin' yaitu tidak melakukan perilaku-perilaku seksual dan nonseksual yang bisa jadi media penularan HIV/AIDS.

Tapi, karena sejak awal epidemi KIE tentang HIV/AIDS dibalut dan dibumbui dengan norma, moral dan agama maka yang sampai ke masyarakat hanya mitos yang justru jadi pintu masuk HIV/AIDS. <>

*Syaiful W Harahap adalah penulis buku: (1) PERS meliput AIDS, Pustaka Sinar Harapan dan The Ford Foundation, Jakarta, 2000; (2) Kapan Anda Harus Tes HIV?, LSM InfoKespro, Jakarta, 2002; (3) AIDS dan Kita, Mengasah Nurani, Menumbuhkan Empati, tim editor, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2014; (4) Menggugat Peran Media dalam Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia, YPTD, Jakarta, 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun