Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Makan Siang Gratis Pintu Masuk untuk Mengembalikan Makanan Pokok Khas Daerah

20 Juli 2024   17:14 Diperbarui: 21 Juli 2024   03:47 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak di Sekolah Dasar Inpres Lewoneda di Desa Mudakeputu, Kecamatan Ile Mandiri, Flores Timur, tengah menikmati makan siang bersama dengan menu pangan lokal, Senin (4/3/2024). KOMPAS/AHMAD ARIF

Impor Beras Indonesia Menurut Negara Asal Utama Tahun 2017-2023 (Sumber: bps.go.id)
Impor Beras Indonesia Menurut Negara Asal Utama Tahun 2017-2023 (Sumber: bps.go.id)

Pasangan presiden dan wakil presiden terpilih yaitu Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang mengusung makan siang gratis bagi pelajar di sekolah.

Program ini sudah lama berjalan di beberapa negara, seperti di India, Filipina, Malaysia dan Thailand serta di beberapa negara bagian di Amerika Serikat dan di beberapa negara di Eropa.

Sejatinya, melalui program makan siang bergizi yang gratis ini pemerintah bisa membawa pelajar untuk kembali menyukai makanan dengan makanan pokok khas daerah, seperti bubur jagung (Pulau Madura) dan sagu (Maluku, Maluku Utara dan Tanah Papua).

Siswa di Sekolah Ban Tha Mai, Distrik Tha Chana Surat Thani, Thailand, makan siang di sekolah. (Foto: bangkokpost.com/Supapong Chaolan)
Siswa di Sekolah Ban Tha Mai, Distrik Tha Chana Surat Thani, Thailand, makan siang di sekolah. (Foto: bangkokpost.com/Supapong Chaolan)

Mungkin jika langsung dengan bahan makanan pokok khas daerah anak-anak kaget karena selama ini mereka memakan nasi.

Maka, bisa saja dengan cara mencampur makanan dengan bahan makanan pokok khas daerah dengan nasi.

Tapi, hari demi hari kandungan nasi terus dikurangi sehingga suatu saat kelak mereka sudah terbiasa dengan makanan yang memakai bahan makanan pokok khas daerahnya.

Bahkan makanan pokok khas daerah itu dengan kandungan karbohidrat ditingkatkan dengan protein, seperti daging, ikan dan telur.

Di sisi lain bisa juga sesekali makanan khas satu daerah, seperti jagung dan sagu, dijadikan makanan di daerah lain sebagai pengenalan budaya dan memberikan gambaran atau memperkenalkan kehidupan warga satu daerah ke daerah lain melalui makanan. <>

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun