Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Makan Siang Gratis Pintu Masuk untuk Mengembalikan Makanan Pokok Khas Daerah

20 Juli 2024   17:14 Diperbarui: 21 Juli 2024   03:47 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak di Sekolah Dasar Inpres Lewoneda di Desa Mudakeputu, Kecamatan Ile Mandiri, Flores Timur, tengah menikmati makan siang bersama dengan menu pangan lokal, Senin (4/3/2024). KOMPAS/AHMAD ARIF

Pola makan di beberapa daerah yang semula dengan makanan pokok khas daerah tersebut dirusak oleh program transmigrasi yang membawa nasi sebagai makanan pokok.

Akibatnya, kebutuhan beras nasional terus meningkat seiring dengan bertambahnya penduduk dan warga yang meninggalkan bahan makanan pokok khas daerahnya.

Ilustrasi -- Sarapan gratis di sekolah di Malaysia (Sumber: cilisos.my)
Ilustrasi -- Sarapan gratis di sekolah di Malaysia (Sumber: cilisos.my)

Baca juga: Transmigrasi Mengubah Makanan Pokok Masyarakat yang Mendorong Impor Beras

Akibatnya, kebutuhan besar nasional terus meningkat dalam kondisi ketidakmampuan pemerintah mewujudkan kedaulatan beras sehingga membuat ketergantungan terhadap beras impor.

Maka perlu mengembalikan makanan pokok khas daerah agar tidak lagi tergantung pada beras.

Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tingkat ketergantungan beras nasional terhadap impor.

Tingkat ketergantungan terhadap beras kian tinggi karena konsumsi beras per kapita warga Indonesia per tahun tertinggi di dunia (infopublik.id) seperti data di bawah ini:

  • Indonesia: 124 kg
  • Thailand dan Malaysia: 80 kg
  • China: 60 kg
  • Jepang: 50 kg
  • Korea: 40 kg

Dengan jumlah penduduk 275,5 juta (2022) tentulah kebutuhan beras juga besar.

Tahun 2024 kebutuhan beras nasional mencapai 31,2 juta ton. Angka yang tidak sedikit. Karena produksi beras nasional tidak mencukupi, maka pemerintah mengimpor beras dari beberapa negara di Asia dan ASEAN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun