Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Penularan HIV/AIDS di Kota Lhokseumawe Bukan Karena Seks Bebas

13 Juli 2024   09:52 Diperbarui: 13 Juli 2024   10:02 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Fenomena Gunung Es pada epidemi HV/AIDS. (Foto: Dok Pribadi/AIDS Watch Indonesia/Shyaiful W. Harahap)

Tapi, berita di habaaceh.id justru mengaitkan secara langsung 'seks bebas' dengan penularan HIV/AIDS.

Penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual bukan karena sifat hubungan seksual (di dalam dan di luar nikah), tapi karena kondisi saat terjadi hubungan seksual (salah satu atau keduanya mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom). Ini fakta!

Risiko penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual (seks oral, seks vaginal dan seks anal) di dalam dan di luar nikah terjadi melalui hubungan seksual yang berisiko atau tidak aman, yaitu: dilakukan dengan seseorang yang tidak diketahui status HIV-nya dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom. Ini fakta!

Ada pernyataan Kepala Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe, Safwaliza: .... seorang bayi berusia 11 bulan meninggal akibat positif HIV/AIDS yang tertular dari orangtuanya di tahun 2022."

Pernyataan ini tidak akurat karena sampai sekarang belum ada laporan kasus kematian karena HIV atau AIDS. Kematian pada pengidap HIV/AIDS bukan karena HIV (virus) atau AIDS (kondisi orang yang tertular HIV antara 5-15 tahun setelah tertular jika tidak menjalani pengobatan dengan obat antiretroviral/ART) karena infeksi oportunistik pada masa AIDS, sepeti TBD, diare dan lain-lain.

Ada lagi pernyataan: "Jadi untuk menekan angka penderita HIV, tim bekerja sama dengan pihak terkait kerap melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah, bahkan ke desa-desa."

Pelajar dalam hal ini remaja, terutama remaja putra, bukan mata rantai penyebaran HIV/AIDS. Maka, sosialiasi tidak tetap karena dalam berita justru disebut: .... sejauh ini hasil tracking penularan HIV didominasi oleh kaum pria akibat seks bebas.

Memang, tidak jelas apakah pria yang dimaksud dalam pernyataan itu remaja atau dewasa.

Sejatinya, sosialisasi HIV/AIDS ditujukan kepada laki-laki dewasa beristri agar mereka tidak jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS ke istri. Soalnya, jika istri tertular HIV/AIDS, maka ada pula risiko penularan HIV secara vertikal dari-ibu-ke-bayi yang dikandungnya kelak, terutama saat persalinan dan menyusui dengan air susu ibu (ASI).

Disebutkan dalam berita jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS di Kota Lhokseumawe sampai Juli 2024 sebanyak 106. Tapi, perlu diingat bahwa angka ini tidak menggambarkan jumlah kasus yang sebenarnya di masyarakat Kota Lhokseumawe.

Soalnya, perlu diingat bahwa jumlah kasus yang dilaporkan tidak menggambarkan kasus AIDS yang sebenarnya di masyarakat karena epidemi HIV/AIDS erat kaitannya dengan fenomena gunung es.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun