Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Di Kabupaten Tasikmalaya Hanya Remaja yang Jadi Sasaran Sosialiasi HIV/AIDS

24 Juni 2024   04:49 Diperbarui: 25 Juni 2024   15:48 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dia (Sekretaris KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) Kabupaten Tasikmalaya, Saeful Hidayat-Pen.) menambahkan, KPA Kabupaten Tasikmalaya akan menyasar remaja produktif untuk diberikan sosialisasi mengenai HIV-AIDS pada tahun 2024. Dimana remaja produktif merupakan kelompok yang paling rentan terhadap HIV-AIDS. Oleh karena itu, penting untuk memberikan mereka edukasi tentang bahaya HIV-AIDS dan cara pencegahannya." Ini ada dalam berita "Kasus HIV/Aids di Kabupaten Tasikmalaya Meningkat Tahun 2024" (detik.com, 20/6/2024).

Ada beberapa hal yang patut ditanggapi dalam pernyataan di atas, yaitu:

Pertama, dalam berita tidak dijelaskan proporsi usia dari 781 kasus HIV/AIDS di Kab Tasikmalaya, sehingga menyasar remaja.

Kedua, remaja bukan mata rantai penyebaran HIV/AIDS karena kasus HIV/AIDS pada remaja ada di terminal terakhir epidemi HIV/AIDS yakni karena mereka tidak mempunyai istri sehingga mereka tidak menyebarkan HIV/AIDS.

Ilustrasi (Sumber: lac.org)
Ilustrasi (Sumber: lac.org)

Ketiga, disebutkan 'remaja produktif merupakan kelompok yang paling rentan terhadap HIV-AIDS.' Ini tidak akurat karena kerentanan terkait dengan risiko tertular HIV/AIDS bukan karena kelompok atau usia, tapi karena perilaku seksual dan nonseksual orang per orang.

Keempat, disebutkan ' .... memberikan mereka (remaja-Pen.) edukasi tentang bahaya HIV-AIDS dan cara pencegahannya.' Persoalannya adalah sejak kasus HIV/AIDS diakui pemerintah ada di Indonesia yaitu tahun 1987, sementara epidemi global sudah ada sejak 1981, informasi tentang cara-cara penularan dan pencegahan HIV/AIDS selalu dibalut dan dibumbui dengan norma, moral dan agama sehingga menenggelamkan fakta medis tentang HIV/AIDS dan menyuburkan mitos (anggapan yang salah) tentang HIV/AIDS.

Baca juga: Kasus HIV/AIDS pada Remaja Akibat Materi KIE HIV/AIDS yang Hanya Mitos

Di Indonesia memang aneh bin ajaib. Yang potensial menyebarkan HIV/AIDS adalah laki-laki heteroseksual dewasa, tapi yang dijadika objek sebagai sasaran penyuluhan dan sosialisasi justru remaja dan perempuan (padahal perempuan, dalam hal ini istri, tertular HIV/AIDS dari suaminya).

Selain itu perempuan hamil diwajibkan tes HIV, sedangkan suami mereka tidak diwajibkan menjalani tes HIV. Ini benar-benar membawa celaka karena para suami yang mengidap HIV/AIDS tapi tidak tes HIV jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS secara horizontal di masyarakat terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun