Sopir memang tahu gelagat itu, tapi mereka tidak bisa berbuat banyak. "Kalau korbannya saudara atau famili baru saya bantu," tambah Pak Sopir setengah baya itu.
Di tempat pendaftaran dan ruang tunggu pasien di RSUD Budhi Asih saya juga beberapa kali mendengar cerita pasien tentang ulah copet di Angkot yang lewat RSUD Budhi Asih.
"Tadi kayaknya mereka incar tiga ibu-ibu yang turun di Halte Budhi Asih," ujar sopir Angkot tadi.
Penumpang Angkot yang turun di Halte RSUD Budhi Asih banyak yang Lansia bahkan ada dengan kondisi disabilitas pakai tongkat.
Mereka itu bisa saja pensiunan atau tinggal bersama anak atau menantu. Mereka berobat jalan atau kontrol tanpa ditemani karena ada jadwal yang tidak bisa ditunda untuk periksa dan mengambil obat sementara anak atau menantunya kerja dan cucunya sekolah.
Mereka mungkin menerima uang untuk ongkos dan makan siang, tapi apa yang bisa mereka lakukan kalau uang atau Ponsel hilang karena dicopet?
Yang juga menyedihkan kalau dompet atau tas mereka hilang bisa saja kartu BPJS dan kartu berobat serta surat rujukan raib. Itu artinya mereka gagal berobat. Urusan kian ribet karena harus urus kartu BPJS, kartu berobat dan surat rujukan dari Puskesmas atau klinik.
Sejatinya Polri memberikan suasana yang aman bagi penumpang Angkot, terutama Lansia, yang akan berobat ke rumah sakit atau ibu-ibu yang mengatar anak ke sekolah atau belanja ke pasar tradisional. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H