Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Siasat Copet Memperdaya Penumpang Angkot

3 Mei 2024   14:51 Diperbarui: 3 Mei 2024   14:56 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Video viral menunjukkan momen seorang pria mencopet seorang wanita di dalam bus di China (Foto: express.co.uk)

"Hati-hati, Pak, orang sakit!" Itu diucapkan oleh seorang laki-laki dengan pakaian rapi yang duduk di pojok bangku sebelah kanan belakang di sebuah angkutan kota (Angkot) selepas Halte RSUD Budhi Asih, Jakarta Timur, arah Kp Melayu pada akhir April 2024 sekitar pukul 10.00.

Ketika saya naik memang ada sosok yang baring di tempat duduk sebelah kiri dengan kepala di dekat pintu. Di belakang sopir ada pula laki-laki juga dengan pakaian rapi.

Saya terus menuju pojok kiri belakang. Tapi, laki-laki yang mereka sebut sakit itu tiba-tiba duduk dan tidak ada tanda-tanda sakit.

Mereka bertiga saling berbicara, tapi saya sudah curiga karena tingkah mereka yang tidak mencerminkan penumpang umum. Mereka saling pandang.

"Jam berapa, Pak," kata laki-laki yang tadi mereka sebut sakit itu.

Padahal, jelas saya tidak pakai jam tangan karena kemeja yang saya pakai tangan pendek. Agaknya, mereka memancing supaya saya mengeluarkan Ponsel.

"Saya tidak pernah pakai jam tangan," kata saya ketika laki-laki yang bertanya tadi tiba-tiba minta sopir berhenti karena dia mau turun.

Ketika menerima uang kembalian dari sopir, laki-laki itu berujar, "Kosong!"

Beberapa meter kemudian laki-laki yang duduk di pojok kanan belakang turun, diikuti laki-laki yang duduk di belakang sopir juga turun beberapa meter kemudian.

"Sopir mau bilang apa, Pak," ujar sopir Angkot itu ketika saya tanya, "Bapak yakin tiga orang itu penumpang biasa?"

Sopir memang tahu gelagat itu, tapi mereka tidak bisa berbuat banyak. "Kalau korbannya saudara atau famili baru saya bantu," tambah Pak Sopir setengah baya itu.

Di tempat pendaftaran dan ruang tunggu pasien di RSUD Budhi Asih saya juga beberapa kali mendengar cerita pasien tentang ulah copet di Angkot yang lewat RSUD Budhi Asih.

"Tadi kayaknya mereka incar tiga ibu-ibu yang turun di Halte Budhi Asih," ujar sopir Angkot tadi.

Penumpang Angkot yang turun di Halte RSUD Budhi Asih banyak yang Lansia bahkan ada dengan kondisi disabilitas pakai tongkat.

Mereka itu bisa saja pensiunan atau tinggal bersama anak atau menantu. Mereka berobat jalan atau kontrol tanpa ditemani karena ada jadwal yang tidak bisa ditunda untuk periksa dan mengambil obat sementara anak atau menantunya kerja dan cucunya sekolah.

Mereka mungkin menerima uang untuk ongkos dan makan siang, tapi apa yang bisa mereka lakukan kalau uang atau Ponsel hilang karena dicopet?

Yang juga menyedihkan kalau dompet atau tas mereka hilang bisa saja kartu BPJS dan kartu berobat serta surat rujukan raib. Itu artinya mereka gagal berobat. Urusan kian ribet karena harus urus kartu BPJS, kartu berobat dan surat rujukan dari Puskesmas atau klinik.

Sejatinya Polri memberikan suasana yang aman bagi penumpang Angkot, terutama Lansia, yang akan berobat ke rumah sakit atau ibu-ibu yang mengatar anak ke sekolah atau belanja ke pasar tradisional. *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun