Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Electrifying Lifestyle Dukung Pemanfaatan Energi Berkelanjutan

4 Februari 2024   20:30 Diperbarui: 4 Februari 2024   20:35 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bus TransJakarta Listrik (Sumber: transjakarta.co.id)

Bagi orang per orang pun sudah saatnya lebih mengutamakan bepergian ke tempat kerja sehari-hari dengan angkutan umum untuk mengurangi emisi karbon.

Di kawasan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) bahkan sekarang sudah menjangkau Rangkasbitung (Banten) sudah dilayani angkutan massal yaitu KRL (Kereta Rel Listrik). Dalam jaringan yang terbatas juga dilayani MRT (Light Rail Transit - Moda Raya Terpadu) di bawah permukaan tanah dan LRT (Light Rail Transit - Lintas Rel Terpadu) layang atau di atas permukaan tanah.

Menggunakan energi hijau di berbagai sektor kehidupan diperlukan untuk mengurangi emisi karbon dengan menerapkan gaya hidup baru yang berbasis pada peralatan yang digerakkan dengan listrik untuk Pemanfaatan Energi Berkelanjutan.

Di sektor rumah tangga, misalnya, pemerintah melalui Kementerian ESDM menyalurkan paket kompor listrik gratis kepada 300.000 penerima yang ditetapkan berdasarkan kreteria tertentu yaitu yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Ini merupakan implementasi dari program konversi kompor yang menggunakan elpiji 3 kg ke kompor listrik.

Untuk lebih mendorong keluarga agar meninggalkan kompor minyak tanah dan gas pemerintah didorong untuk meningkatkan jumlah keluarga yang menerima kompor listrik gratis.

Jumlah rumah tangga miskin di Indonesia diperkirakan sekitar 7,5 juta. Ini merupakan sasaran terbaik pembagian kompor listrik gratis untuk mengalihkan pemakaian kompor minyak tanah dan kompor gas 3 kg.

Ilustrasi (Sumber: lestari.kompas.com)
Ilustrasi (Sumber: lestari.kompas.com)

Dengan meningkatnya pemakaian listrik untuk berbagai peralatan, tentulah penyedia daya yaitu PLN juga meningkatkan pasokan daya. Pembangkit listrik PLN masih ada yang memakai minyak diesel dan batu bara yang justru sumber emisi karbon dan memakai bahan yang dikeruk dari bumi. Ini merusak keseimbangan alam yang bisa mengganggu kelestarian lingkungan.

PLN bisa mengurangi pemakaian minyak diesel dan batu bara dengan meningkatkan PLTS dan PLTB serta PLTS Atap di rumah-rumah warga dan objek-objek lain yang memakai daya listrik.

Selama ini pemerintah mengalokasikan dana di APBN untuk subsisi energi. Di APBN 2024 pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp 185,87 triliun untuk subsidi energi yang terdiri atas Subsidi Jenis BBM Tertentu dan LPG Tabung 3 kg sebesar Rp 110 triliun serta Subsidi Listrik sebesar Rp 75,83 miliar.

Nah, kalau saja pemerintah bersama Kementerian ESDM dan PLN mengalihkan subsidi listrik untuk bantuan pemasangan panel surya di atap rumah (PLTS Atap) tentulah akan mengurangi beban PLN dengan mengurangi penggunaan minyak diesel dan batu bara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun