Angka itu untuk kondisi per Desember 2017 dengan jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS sebanyak 383.290 yang terdiri atas 280.623 HIV dan 102.667 AIDS.
Bayangkan jika sampai periode 31 Maret 2023 dengan jumlah kasus HIV/AIDS sebanyak 654.799. Tentulah dana APBN yang dipakai untuk membeli obat ARV akan membengkak, apalagi dana donor asing tidak ada lagi.
Yang lebih celaka karena pemerintah, terutama pemerintah daerah dalam hal ini kabupaten dan kota, tidak mempunyai program yang konkret untuk mencegah infeksi HIV baru di hulu pada laki-laki dewasa melalui perilaku seksual berisiko, maka kasus HIV/AIDS akan terus meroket.
Bahkan, penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia lebih mengedepankan orasi moral daripada menyampaikan fakta medis dalam ranah komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) HIV/AIDS sehingga yang sampai ke masyarakat hanya mitos (anggapan yang salah) tentang HIV/AIDS.
Baca juga: Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia Hanya Sebatas Orasi Moral
Laporan sihakemkes menunjukkan hasil tes HIV per triwulan, seperti di triwulan pertama tahun 2023, dari 1.230.023 warga yang jalani tes HIV terdeteksi HIV-positif sebanyak 13.279 atau 1,08%.
Perlu diperhatikan tidak semua daerah menyasar jumlah yang besar. Data menunjukkan jumlah warga yang tes HIV per provinsi dari yang terbanyak Jawa Barat yaitu 216.420 (0,43% dari populasi 49,94 juta per tahun 2020), sedangkan yang paling sedikit Maluku Utara yaitu 4.905 (0,39% dari populasi 1,256 juta).
Beberapa daerah, kabupaten dan kota, ada yang tidak pernah melaporkan kasus HIV/AIDS, sebagian lagi ada daerah yang menutup-nutupi jumlah kasus HIV/AIDS yang sebenarnya dengan 1001 macam alasan yang justru merusak program penanggulangan HIV/AIDS.
Baca juga: Hari AIDS Sedunia: Menunggu Penanggulangan HIV/AIDS yang Komprehensif di Indonesia
Dua Capres untuk Pilpres 2024 yaitu Anies Baswedan yang menjabat Gubernur DKI Jakarta periode 2017--2022 dan Ganjar Pranowo menjabat Gubernur Jawa Tengah periode 2018-2023 menunjukkan selama kepemimpinan mereka tidak ada kemajuan dalam penanggulangan epidemi HIV/AIDS.
Lihat saja kondisi Jakarta jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS dari tahun 1987 -- 31 Desember 2022 di DKI Jakarta sebanyak 91.998 yang terdiri atas 80.611 HIV (terbanyak secara nasional) dan 11.387 AIDS (terbanyak keempat secara nasional).