Nah, kali ini tidak ada terasa sakit di badan. Hanya pikiran yang kacau dan tidak tenang. "Ya, Pak, ada yang masuk ke badan Bapak," ini balasan WA dari Pak Ajie di Cilegon, Banten. Lagi-lagi saya harus menunggu amunisi dari bantuan teman.
Syukurlah ada bantuan dari teman sehingga saya bisa ke rumah Pak Ajie.
"Di bahu kiri, Pak, tapi tidak jelas benda apa," ujar Pak Ajie ketika saya sudah tiba di rumahnya.
Pak Ajie menyiapkan dedaunan yang diulek agar jadi semacam bubur untuk ditempelkan di tempat jalan masuk benda tersebut.
Setelah bubur dedaunan ditempelkan, Pak Ajie meletakkan ujung keris kecil. Creeekkkk .... Ujung keris menembus kulit dan terbentur ke benda.
"Wah, ini sudah pecah, Pak," kata Pak Ajie. Artinya, benda itu sudah berpencar karena sudah hampir sepekan di badan.
Pak Ajie mendorong pecahan benda-benda itu ke satu titik di bahu. Setelah berkumpul ujung keris menariknya ..... Creeeekkkkk .... Satu potongan kecil tertarik. Pak Ajie kembali menarik dengan hasil ada empat pecahan kecil.
Setelah diamati benda itu adalah sisik ular. "Ini bisa bikin seperti orang hilang ingatan," kata Pak Ajie. Saya hanya bisa mengelus dada dan bersyukur kepada-Nya karena kembali terhindar dari marabahaya.
Namun, serangan belum akan berhenti sebelum mereka 'lewat' atau saya, amit-amit, celaka agar invalid karena ini yang mereka harapkan. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H