Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pasien HIV yang Disebut LGBT di Aceh Ternyata Hanya Gay atau LSL

10 September 2023   11:31 Diperbarui: 10 September 2023   11:36 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Matriks: Sifat Hubungan Seksual dan Kondisi Hubungan Seksual Terkait Risiko Penularan HIV/AIDS. (Foto: Dok/AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap)

Pernyataan di atas ngawur karena biseksual juga penyuka lain jenis yaitu seseorang yang secara seksual tertarik kepada sejenis dan lawan jenis. Maka, biseksual ada yang beristri.

Maka, yang akurat adalah gay atau LSL (Lelaki Suka Seks Lelaki) bukan menyebutnya secara umum sebagai LGBT.

Juga T (transgender dikenal luas sebagai Waria) bukan orientasi seksual, tapi identitas gender.

Maka, transgender tidak otomatis tertarik kepada transgender karena transgender ada yang heteroseksual (secara seksual tertarik kepada lawan) maka ada transgender yang mempunyai istri dan anak, serta ada yang homoseksual (secara seksual tertarik kepada sejenis).

Sejatinya berita ini ditulis dengan perspektif kesehatan sehingga tidak bernuansa sensasional yang bombastis (omong kosong).

Yang perlu diingat kasus HIV/AIDS pada gay bukan karena orientasi seksual mereka (homoseksual), tapi penularan HIV/AIDS terjadi karena ketika mereka melakukan seks anal salah satu atau keduanya mengidap HIV/AIDS dan yang menganal tidak memakai kondom.

Ada lagi pernyataan: "Yang menarik, sering kali mendapat (terkena HIV) dari pasangan seks sejenis ya, kalau di luar Aceh, lebih bervariasi," jelas Dokter Reza.

Persoalannya, kasus HIV/AIDS pada kalangan heteroseksual tidak diungkapkan sehingga tidak ada perbandingan. Misalnya, kasus HIV/AIDS pada ibu rumah tangga dan bayi serta anak-anak.

Kasus HIV/AIDS pada laki-laki heteroseksual sering luput dari deteksi karena mereka menolak tes HIV ketika istri mereka terdeteksi HIV-positif ketika jalani tes HIV waktu hamil. Ada juga yang sudah meninggal ketika istrinya terdeteksi HIV-positif.

Tapi, perlu diingat suami-suami ibu hamil yang terdeteksi HIV-positif jika tidak jalani tes HIV jadi penyebar HIV/AIDS di masyarakat, terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.

Belakangan ini jajaran pemerintah, dalam hal ini dinas kesehatan (Dinkes) dan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), serta aktivis AIDS selalu mengumbar kasus HIV/AIDS pada gay (yang akurat gay bukan LGBT!), padahal kasus HIV/AIDS pada gay ada di terminal terkahir epidemi HIV/AIDS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun