Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Penularan HIV/AIDS yang Marak di Aceh Bukan Karena Akibat Homoseksual

8 September 2023   14:42 Diperbarui: 8 September 2023   14:53 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Matriks: Orientasi Seksual. (Foto: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap/AIDS Watch Indonesia)

Matriks: Fenomena Gunung Es pada epidemi HV/AIDS. (Foto: Dok Pribadi/AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap)
Matriks: Fenomena Gunung Es pada epidemi HV/AIDS. (Foto: Dok Pribadi/AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap)

Maka, yang perlu dilakukan oleh Pemprov Aceh adalah membuat program yang dikuatkan dengan regulasi, seperti peraturan daerah (Perda) yang disbut qanun, untuk mendeteksi warga Aceh yang pengidap HIV/AIDS yang tidak terdeteksi. Tapi, perlu diperhatikan regulasi tersebut tidak melawan hukum dan melanggar hak asasi manusia (HAM).

Selain itu Pemprov Aceh juga sudah saatnya membuat program yang mencegah insiden infeksi HIV baru, terutama pada laki-laki dewasa, melalui hubungan seksual berisiko.

Laki-laki yang tertular HIV/AIDS tapi tidak terdeteksi akan jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat, terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.

Penyebaran HIV/AIDS itu tidak mereka sadari karena warga yang mengidap HIV/AIDS tidak otomatis mengalami tanda-tanda, gejala-gejal atau ciri-ciri yang khas AIDS pada fisik dan keluhan kesehatan sebelum masa AIDS (secara statistik antara 5-15 tahun jika tidak menjalani terapi dengan obat antiretroviral/ART).

Penyebaran HIV/AIDS itu bagaikan 'bom waktu' yang kelak bermuara sebagai 'ledakan AIDS' di Aceh. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun