Derita ibu-ibu yang menularkan virus Hepatitis B ke bayi yang mereka lahirkan tambah berat karena dikesankan mereka sebagai 'peminum.' Ini menyesatkan, tapi premis yang dibangun Kemenkes membawa kesimpulan yang naif itu.
Berita-berita seputar ibu-ibu yang menularkan virus Hepatitis B ke bayi yang mereka lahirkan sama sekali tidak berpijak pada perspektif gender. Hal ini bisa dilihat dari pemberitaan yang sama sekali mengabaikan laki-laki, dalam hal ini suami, sebagai penularan virus Hepatitis B kepada istrinya yaitu yang menularkan visus Hepatitis B ke bayi yang mereka lahirkan.
Baca juga: Berita Hepatitis B Tanpa Informasi Mengapa dan Bagaimana Ibu-ibu Rumah Tangga Tertular Hepatitis B
Kemungkinan terbesar penularan virus Hepatitis B ke perempuan yang melahirkan bayi dengan virus Hepatitis B adalah suami mereka. Tapi, dalam berita dan narasumber utama, dalam hal ini Kemenkes, sama sekali mengabaikan fakta ini.
Saya khawatir kita tergolong sebagai bangsa misoginis yaitu pembenci perempuan. Ini sangat beralasan karena pada berita aborsi pun tidak ada pembahasan tentang peran laki-laki dalam menyebabkan dan menentukan aborsi.
Baca juga: Berita tentang Penggerebekan Aborsi di Jakarta Pusat Abaikan Perspektif Gender
Dari 6,7 juga laki-laki pelanggan pekerja seks komersial (PSK) di Indonesia pada akhir tahun 2012, 4,9 juta di antaranya adalah laki-laki beristri. Ini hasil studi Kemenkes (bali.antaranews.com, 9/4-2013).
Studi Gaya Nusantara di Surabaya di tahun 1990-an juga menunjukkan pelanggan Waria terbanyak adalah laki-laki beristri. Pembenaran yang mereka pakai adalah: mereka tidak mengingkari cinta dengan istri karena mereka tidak memakai, maaf, penis.
Laki-laki beristri jadi 'perempuan' (ditempong atau dianal) oleh Waria yang jadi 'laki-laki' (menempong atau menganal). Kondisi ini meningkatkan risiko tertular IMS (infeksi menular seksual, seperti GO, sifilis, virus Hepatitis B, virus kanker serviks dan lain-lain) atau HIV/AIDS atau keduanya sekaligus.
Maka, tidaklah mengherankan kalau kemudian banyak kasus HIV/AIDS dan IMS terdeteksi pada ibu rumah tangga.
Laporan siha kemkes triwulan III/2022 menunjukkan pada periode Januari -- September 2022 menunjukkan:
- Sebanyak 375 bayi lahir dengan HIV/AIDS yang ditularkan oleh ibu yang melahirkan mereka,
- Sebanyak 489 bayi lahir dengan sifilis yang ditularkan ibu yang melahirkan mereka.