Bertepatan dengan Hari Hepatitis Sedunia yang diperingati setiap tanggal 28 Juli, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengubar informasi yang yang tidak akurat karena hanya menyudutkan perempuan (baca: ibu-ibu hamil yang menularkan Hepatitis B kepada bayi yang mereka lahirkan) yang pada gilirannya mendorong stigma (cap buruk) dan diskriminasi (perlakuan berbeda).
Ketika dicari di Google terkait dengan hepatitis muncul deretan berita dengan judul yang sama sekali tidak mempunyai empati karena hanya menyerang perempuan, dalam hal ini ibu-ibu hamil, dengan menyebutkan sebagai penular utama Hepatitis B kepada bayi yang mereka lahirkan.
Coba simak judul-judul berita di bawah ini:
- Hepatitis B Banyak Ditularkan dari Ibu ke Anak (sehatnegeriku.kemkes.go.id, 26/7-2023)
- Kemenkes sebut 4,2 persen pasien Hepatitis B di Indonesia dialami balita (sumut.antaranews.com, 26/7-2023)
- Kemenkes Ungkap 4,2 Persen Balita Menderita Hepatitis B (nasional.kompas.com, 26/7-2023)
- Kemenkes laporkan 4,2 persen pasien Hepatitis B dialami balita (antaranews.com, 26/7-2023)
- Hepatitis B Paling Banyak Ditulari Ibu ke Anak, Kok Bisa? (viva.co.id, 27/7-2023)
- Kemenkes Ungkap Hepatitis B Pada Anak di Indonesia Sebagian Besar Ditularkan Dari Orangtua (tribunnews.com, 27/7-2023)
- Upaya Kemenkes Atasi Penularan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (20.detik.com, 27/7-2023)
- Kemenkes: Hepatitis B Banyak Ditularkan Ibu ke Anak, Berikut Upaya dan Cara Pencegahannya (tribunnews.com, 28/7-2023)
- Kemenkes Sebut Hepatitis B Didominasi Transmisi dari Ibu ke Anak, Berisiko Jadi Infeksi Kronis (era.id, 28/7-2023)
- Kasus Hepatitis B Didominasi Transmisi dari Ibu ke Anak (ameera.republika.co.id, 28/7-2023)
- Lebih dari 3 Juta Ibu Hamil Positif Hepatitis B di Indonesia, Ini yang Harus Diperhatikan! (celebrities.id, 28/7-2023)
- Di Indonesia Hepatitis B Banyak Ditularkan dari Ibu ke Anak, Begini Penjelasan Kemenkes (moeslimchoice.com, 29/7-2023)
- Waduh, Sebagain Besar Kasus Hepatitis B Ditularkan Ibu ke Anak (joglosemarnews.com, 30/7-2023)
Pertanyaan yang sangat mendasar adalah: Mengapa dan bagaiman ibu-ibu hamil itu tertular virus Hepatitis B?
Apakah kemudian Kemenkes dan media akan, maaf, menyalahkan setan dan iblis?
Soalnya, sering terjadi dalam berita dengan menyebutkan: .... entah setan apa yang mempengaruhi laki-laki itu tega perkosa anaknya .... Tanpa disadari setan protes: Eh, gue kagak ikutan ....
Tapi, ada juga penjelasan yang menyebutkan hepatitis B karena meminum minuman mengandung alkohol secara berlebihan.
Pertanyaannya: Apakah penyakit Hepatitis B yang disebabkan karena konsumsi alkohol bisa ditularkan?
Selain itu dengan menyebutkan penyebab Hepatitis B adalah karena meminum minuman yang mengandung alkohol secara berlebihan juga menghujat ibu-ibu yang menularkan Hepatitis B ke bayi yang mereka lahirkan.
Mengaitkan minuman beralkohol dengan Hepatitis B pada kasus penularan ke bayi yang dilahirkan menohok ibu-ibu yang melahirkan bayi dengan status Hepatitis B positif. Mereka digolongkan kepada perempuan penenggak alkohol, padahal virus Hepatitis B yang mereka idap antara lain ditularkan suami melalui hubungan seksual dalam ikatan pernikahan yang sah menurut agama dan hukum.
Baca juga: Berita tentang Hepatitis B Misleading Dorong Stigmatisasi Terhadap Perempuan
Lagi-lagi pertanyaannya: Ibu-ibu yang menderita Hepatitis B karena meminum minuman mengandung alkohol secara berlebihan, apakah Hepatitis B yang mereka idap bisa ditularkan ke janin yang mereka kandung?
Judul-judul berita di atas, bahkan ada dari Kemenkes, mengarah sensasi dan bombastis (KBBI: bersifat omong kosong) dan tentu saja menyuburkan stigma (cap buruk) terhadap perempuan (ibu-ibu hamil yang menularkan Hepatitis B ke bayinya).
Dalam berita-berita tersebut tidak ada penjelasan tentang mengapa dan bagaiman ibu-ibu yang menularkan Hepatitis B ke bayi yang dilahirkannya itu mengidap Hepatitis B.
Benar-benar naif dan ironis di kala informasi tentang virus Hepatitis B sudah banjir dan bisa diakses dengan mudah di Internet, tapi pada saat yang sama berita dan rilis ternyata tidak berpijak pada fakta medis.
Agaknya, pemerintah tidak belajar dari pengalaman menghadapi epidemi HIV/AIDS dan pandemi Covid-19 terkait dengan penanganan Hepatitis B.
Apa yang akan terjadi di negeri ini kelak jika ada epidemi dan pandemi baru di masa yang akan datang? *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
