Di bagian lain Wagub Riau mengatakan: "Yakinlah anak-anak kita ini menjadi ancaman, cucu-cucu kita nanti menjadi ancaman kalau kita tidak memiliki kepedulian, dan apabila tidak ditangani nanti suatu saat kehancuran itu akan datang."
Yang jadi persoalan besar adalah pasangan suami-istri sebagai non-LGBT yang mengidap HIV/AIDS akan melahirkan generasi dengan HIV/AIDS yang kelak jadi beban negara yang akhirnya menghancurkan bangsa dan negara ini.
Jika 521 ibu rumah tangga yang mengidap HIV/AIDS itu tidak menjalani program pencegahan HIV/AIDS dari-ibu-ke-bayi yang dikandungnya, maka bisa dibayangkan jumlah bayi yang lahir dengan risiko tertular HIV/AIDS.
Jumlah ibu rumah tangga sebanyak 521 itu hanya yang terdeteksi, sementara di masyarakat masih ada ibu rumah tangga pengidap HIV/AIDS yang tertular dari suaminya tapi tidak terdeteksi.
Pertanyaan yang sangat mendasar untuk Wagub Riau adalah: Apakah suami 521 ibu rumah tangga yang mengidap HIV/AIDS itu menjalani tes HIV sesuai dengan standar prosedur operasi tes HIV yang baku?
Kalau jawabannya TIDAK, maka bencana yang jauh lebih besar mengancam kehidupan masyarakat Riau karena para suami itu jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat, terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H