Tidak jadi soal. Bersama penonton yang juga dari luar kota kami ramai-rami jalan kaki ke Gambir dan merebahkan diri di emperan stasiun. Ketika itu stasiun belum semegah seperti sekarang. Penuh dengan pedagang, copet, preman dan lain-lain.
Tapi, karena penat tak terasa terbangun di pagi hari. Ke kamar mandi seterusnya cari sarapan. Kembali lagi ke emperan stasiun menunggu loket buka.
Esok paginya sampai lagi di Yogyakarta. Mulai lagi kehidupan rutin sebagai anak kampus dan dengar music di kamar kos. (dari berbagai sumber). *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!