Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Adalah Hal yang Mustahil Kaum Gay Mendominasi Kasus HIV/AIDS di Kota Serang

5 November 2022   05:44 Diperbarui: 5 November 2022   05:50 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (Sumber: r-crio.com)

'Kaum Gay Mendominasi' tidak masuk akal karena di luar nalar. Yang pas adalah 'paling banyak terdeteksi di kalangan gay'

Puluhan Warga Kota Serang Terjangkit HIV, Kaum Gay Mendominasi. Ini judul berita di merdeka.com (28/10-2022).

Ada beberapa hal yang terkait dengan judul berita ini, yaitu:

Pertama, dalam KBBI dominasi adalah penguasaan oleh pihak yang lebih kuat terhadap yang lebih lemah (dalam bidang politik, militer, ekonomi, perdagangan, olahraga, dan sebagainya).

Lalu, bagaimana cara kaum gay mendominasi penularan HIV/AIDS agar kalangan heteroeksual, transgender dan biseksual tidak banyak yang tertular HIV/AIDS?

Maka, pernyataan 'Kaum Gay Mendominasi' tidak masuk akal karena di luar nalar. Yang pas adalah 'paling banyak terdeteksi di kalangan gay.'

Kedua, klassifikasi gay juga patut dipertanyakan karena dalam penjangkauan kriteria gay hanya berdasarkan pertanyaan ini: Apakah pernah seks dengan sesama jenis?

Apakah pernah sekali atau beberapa kali seks dengan sesama jenis otomatis laki-laki tersebut disebut gay?

Gay laki-laki adalah orientasi seksual yang ada di alam pikiran yaitu secara seksual tertarik kepada laki-laki.

Baca juga: LGBT Sebagai Orientasi Seksual Ada di Alam Pikiran

Dari aspek epidemi kasus HIV/AIDS pada gay ada di terminal terakhir karena mereka tidak mempunyai istri sehingga penyebaran hanya terjadi di komunitas (lihat matriks AIDS pada gay dan heteroseksual).

Matriks: Penyebaran HIVAIDS pada Laki-laki Gay dan Laki-laki Heteroseksual. (Foto: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)
Matriks: Penyebaran HIVAIDS pada Laki-laki Gay dan Laki-laki Heteroseksual. (Foto: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)

Bandingkan dengan HIV/AIDS pada seorang laki-laki heteroseksual. Mereka punya istri, bahkan ada yang lebih dari satu, ada pelanggan PSK, penyuka waria bahkan ada juga yang biseksual.

Mereka jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.

Maka, jika berita dimaksudkan sebagai agent of change, dalam hal ini untuk mengajak masyarakat meninggalkan perilaku seksual yang berisiko tertular HIV/AIDS, maka yang dikedepankan adalah faktor risiko atau cara tertular HIV/AIDS terutama pada kalangan heteroseksual.

Sayang, dalam berita ini tidak ada penjelasan tentang faktor risiko pada kalangan heteroseksual. Bahkan, rincian kasus HIV/AIDS berdasarkan faktor risiko juga tidak ada.

Dalam berita disebutkan: Tahun 2005 kasus HIV/AIDS terdeteksi pada ibu-ibu.

Celakanya, tidak ada penjelasan siapa, bagaimana dan mengapa ibu-ibu itu tertular HIV/AIDS?

Kalau saja Dinas Kesehatan Kota Serang, Banten, dan wartawan membawa data ini ke realitas sosial tentu akan muncul gambaran ril tentang perilaku seksual laki-laki, dalam hal ini heteroseksual.

Berita ini hanya berkutat soal angka, dalam hal ini jumlah kasus, yang tidak menyentuh akar persoalan di ranah publik terkait dengan risiko penularan HIV/AIDS melalui perilaku seksual berisiko.

Bahkan pernyataan dalam berita ini justru menyuburkan mitos (anggapan yang salah) tentang HIV/AIDS: Penyebab penularan HIV didominasi perilaku seks menyimpang seperti LSL.

Dalam konteks seksualitas tidak ada 'perilaku seks menyimpang' karena terminologi ini berdasarkan norma, moral dan agama.

Lagi pula risiko penularan melalui hubungan seksual bukan karena sifat hubungan seksual (perilaku seks menyimpang), tapi karena kondisi saat terjadi hubungan seksual (lihat matrik sifat dan kondisi hubungan seksual).

Matriks: Sifat Hubungan Seksual dan Kondisi Hubungan Seksual Terkait Risiko Penularan HIV/AIDS. (Foto: Dok/AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap)
Matriks: Sifat Hubungan Seksual dan Kondisi Hubungan Seksual Terkait Risiko Penularan HIV/AIDS. (Foto: Dok/AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap)

Risiko penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual bisa terjdai di dalam dan di luar nikah jika salah satu atau keduanya mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak pakai kondom. Ini fakta.

Maka, mengatikan 'perilaku seks menyimpang' dengan penularan HIV/AIDS merupakan informasi yang bersifat misleading (menyesatkan) yang dalam epidemi HIV/AIDS merupakan mitos.

Baca juga: Ratusan Mahasiswa Bandung yang Tertular HIV/AIDS karena Terperangkap Mitos

Banyak yang terjerumus ke jurang perilaku berisiko tertular HIV/AIDS karena termakan mitos, misalnya orang-orang yang melakukan hubungan seksual yang bukan 'perilaku seks menyimpang' merasa aman melakukan perilaku seksual berisiko.

Akibatnya, banyak orang yang tertular HIV/AIDS hanya karena termakan mitos. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun